Ahok diminta Jaga Mulutnya soal Ucapannnya 'Nabi turun pun tak bisa hilangkan prostitusi di Jakarta'



Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahwa “Nabi turun pun tak bisa hilangkan prostitusi di Jakarta” disesalkan sejumlah kalangan. Salah satunya, Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Wakil Sekjen MUI Tengku Zulkarnain menyayangkan ucapan Ahok itu. Sebab tidak ada satu agama pun yang memperbolehkan melokalisasi pelacuran.

“Dalam hal ini Ahok harus menjaga mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa negara Indonesia ini adalah negara yang berketuhanan yang Maha Esa dalam pasal 29 ayat 1 UUD 1945. Tidak ada satu pun agama di Indonesia yang memperbolehkan melokalisasi pelacuran,” kata Tengku, Rabu (29/4/2015), seperti dikutip Republika Online.

Lebih lanjut Tengku mengatakan bahwa hanya PKI yang berpendapat bahwa pelacuran boleh dilegalkan. Jika Ahok melegalkan pelacuran, menurutnya, hal itu melanggar undang-undang dan bisa membuat Ahok dimakzulkan. Ia pun menghimbau umat Islam untuk tidak berdiam diri jika Ahok membangun lokalisasi.

Jika Ahok berpendapat lokalisasi bisa meminimalisir pelacuran, Tengku berpendapatan sebaliknya. Dengan adanya lokalisasi, pelacuran justru bertambah karena tanpa lokalisasi saja pelacuran ada di berbagai tempat hingga ada prostitusi online. Karenanya ia meminta pemerintah untuk berupaya serius menutup prostitusi-prostitusi tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ahok menyatakan tidak mungkin prostitusi di Jakarta bisa dihilangkan. Bahkan, menurutnya, seorang Nabi pun tak bisa menghilangkan prostitusi di ibukota ini.

“Bagi saya bukan mempermasalahkan menghilangkan prostitusi di Jakarta. Enggak mungkin. Nabi turun saja enggak bisa menghilangkan loh,” kata Ahok, Senin (27/4/2015).

Karena tidak bisa dihilangkan, Ahok mewacanakan pelegalan bisnis prostitusi sebagai cara meminimalisir prostitusi. Mantan Bupati Belitung Timur itu meyakini dengan adanya lokalisasi, praktik prostitusi di hotel dan kos-kosan bisa dikurangi. (bd)


Banner iklan disini