Wah... Gara-gara Ernest Tolak Angin Diboikot, Berpotensi Senasib Sari Roti?
Salah satu meme di twitter @SiBonekaKayu
Seruan boikot obat herbal Tolak Angin Sidomuncul semakin masif di media sosial (medsos). Aksi boikot Tolak Angin muncul lantaran bintang iklannya, Ernest Prakasa membuat cuitan yang dianggap melecehkan ulama kelas dunia Dr Zakir Naik.
Hastag #BoikotTolakAngin pun sempat menjadi trending topic di Twitter, Senin (6/3). Akankah aksi boikot Tolak Angin akan senasib dengan Sari Roti yang diboikot pada Desember 2016?
Ya, Sari Roti sempat diboikot lantaran PT Nippon Indosari Corpindo melakukan klarifikasi yang menyatakan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam aksi super damai 212 di Monas Jakarta.
PT Nippon Indosari Corpindo selaku produsen Sari Roti menyatakan tidak ikut dalam kegiatan politik dan berkomitmen menjaga kesatuan NKRI.
Klarifikasi itu justru dianggap sebagai bentuk penghinaan kepada jutaan umat Islam yang melakukan aksi 212 di Monas. Karena itulah, Sari Roti diboikot di di media sosial.
Setelah tiga bulan berlalu, kini giliran obat herbal Tolak Angin mengalami nasib serupa. Netizen menyuarakan boikot Tolak Angin karena bintang iklannya, Ernest Prakasa dianggap menghina ulama.
“Dirumah masih ada sisa 1 bungkus Tolak Angin, mending dibuang aja deh drpd ikutan dukung Ernest si sipit penista ulama.#BoikotTolakAngin,” cuit @husinabdul.
Sebelumnya, Ernest menyayangkan Wapres Jusuf Kalla (JK) menerima ulama kelas dunia Dr Zakir Naik. Sebab, menurut Ernest, Dr Zakir Naik mendanai kelompok radikal ISIS.
“JK dgn hangat menjamu Zakir Naik, org yg terang2an mendanai ISIS. Sulit dipahami,” tulis Ernest.
Cuitan Ernest langsung heboh. Ia pun mendapat kecaman keras dari netter. Menyadari cuitannya keliru, Ernest buru-buru meminta maaf.
“Memaafkan atau tidak adalah 100% hak teman2. Yg bisa saya lakukan skrg adalah introspeksi agar hal ini jgn terjadi lagi di kemudian hari,” papar Ernest.
Ernest juga mengomentari soal label ‘anti Islam’ yang dialamatkan kepadanya lantaran dianggap menghina ulama. Ernest mengaku hanya bisa pasrah dan menganggapnya sebagai konsekuensi yang harus ditanggungnya.
“Sejak lahir hingga remaja saya tinggal di lingkungan Betawi Muslim. Agama saya tidak pernah mrk permasalahkan. Knp saya hrs benci Islam? Jd sekali lagi, saya minta maaf atas kekhilafan saya yg telah membuat teman2 sakit hati. Saya berjanji akan lebih berhati-hati. Salam,” tambah Ernest.
[pojoksatu]
Seruan boikot obat herbal Tolak Angin Sidomuncul semakin masif di media sosial (medsos). Aksi boikot Tolak Angin muncul lantaran bintang iklannya, Ernest Prakasa membuat cuitan yang dianggap melecehkan ulama kelas dunia Dr Zakir Naik.
Hastag #BoikotTolakAngin pun sempat menjadi trending topic di Twitter, Senin (6/3). Akankah aksi boikot Tolak Angin akan senasib dengan Sari Roti yang diboikot pada Desember 2016?
Ya, Sari Roti sempat diboikot lantaran PT Nippon Indosari Corpindo melakukan klarifikasi yang menyatakan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam aksi super damai 212 di Monas Jakarta.
PT Nippon Indosari Corpindo selaku produsen Sari Roti menyatakan tidak ikut dalam kegiatan politik dan berkomitmen menjaga kesatuan NKRI.
Klarifikasi itu justru dianggap sebagai bentuk penghinaan kepada jutaan umat Islam yang melakukan aksi 212 di Monas. Karena itulah, Sari Roti diboikot di di media sosial.
Setelah tiga bulan berlalu, kini giliran obat herbal Tolak Angin mengalami nasib serupa. Netizen menyuarakan boikot Tolak Angin karena bintang iklannya, Ernest Prakasa dianggap menghina ulama.
“Dirumah masih ada sisa 1 bungkus Tolak Angin, mending dibuang aja deh drpd ikutan dukung Ernest si sipit penista ulama.#BoikotTolakAngin,” cuit @husinabdul.
Sebelumnya, Ernest menyayangkan Wapres Jusuf Kalla (JK) menerima ulama kelas dunia Dr Zakir Naik. Sebab, menurut Ernest, Dr Zakir Naik mendanai kelompok radikal ISIS.
“JK dgn hangat menjamu Zakir Naik, org yg terang2an mendanai ISIS. Sulit dipahami,” tulis Ernest.
Cuitan Ernest langsung heboh. Ia pun mendapat kecaman keras dari netter. Menyadari cuitannya keliru, Ernest buru-buru meminta maaf.
“Memaafkan atau tidak adalah 100% hak teman2. Yg bisa saya lakukan skrg adalah introspeksi agar hal ini jgn terjadi lagi di kemudian hari,” papar Ernest.
Ernest juga mengomentari soal label ‘anti Islam’ yang dialamatkan kepadanya lantaran dianggap menghina ulama. Ernest mengaku hanya bisa pasrah dan menganggapnya sebagai konsekuensi yang harus ditanggungnya.
“Sejak lahir hingga remaja saya tinggal di lingkungan Betawi Muslim. Agama saya tidak pernah mrk permasalahkan. Knp saya hrs benci Islam? Jd sekali lagi, saya minta maaf atas kekhilafan saya yg telah membuat teman2 sakit hati. Saya berjanji akan lebih berhati-hati. Salam,” tambah Ernest.
[pojoksatu]