Demokrat Sindir Cuit Jokowi soal JKT48 Setelah Nyinyiri #SBYJelaskan


Jokowi dan SBY (Istimewa)

Moslemcommunity.net - Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menegaskan Presiden ke-5 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan menjelaskan kritikan yang dilayangkan Presiden Joko Widodo terkait kebijakan subsidi BBM di pemerintahannya.

"Tidak akan menjelaskan karena Pak SBY bicara bukti. Di zaman dia kesejahteraan jelas lebih baik dibanding era Jokowi," kata Ferdinand kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/5).

Meski tagar #SBYJelaskan ramai diperbicangkan oleh netizen, Ferdinand memastikan SBY tidak akan terpengaruh. Ferdinand mencurigai tagar tersebut merupakan ulah orang-orang yang dibayar atau merupakan bagian dari tim buzzer Jokowi di media sosial.

Tanpa perlu dijelaskan dan diperpanjang, Jokowi menurut Ferdinand sudah kena tulah akibat kritikannya yang berujung ramainya tagar #SBYJelaskan.

Menurutnya, cuitan dari akun Presiden @jokowi di twitter menjawab cuitan @bebyyers, akun Beby JKT48 Oshi yang menyapa fans dan teman-temannya di jam istirahat merupakan balasan langsung terhadap ulah Jokowi berserta tim yang mem-bully SBY di media sosial.



Bunyi cuitan Jokowi seperti yang sudah di-capture adalah, "Wuooohh mantab! Jadi teringat deg2annya di momen Senbatsu Uza pekan lalu," cuit akun Presiden, Rabu (16/5) yang disambut ramai warga net.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengakui hal itu terjadi karena permasalahan di salah satu admin akun Jokowi yang langsung dipecat akibat ulahnya.

Ferdinand menekankan kicauan twitter yang salah itu merupakan bentuk teguran langsung kepada Jokowi agar tidak suka menyalahkan sesuatu yang baik, termasuk kebijakan yang sudah baik di zaman SBY.

"Ingin membuat aib ke orang lain, Tuhan membaliknya dalam sekejap, Presiden yang tiba-tiba kena batunya di twitter dan dibuat malu sampai dunia. Jangan sampai nanti Tuhan buka aib yang lebih besar. Ingat, Tuhan tidak tidur," kata Ferdinand.

Di eranya, Ferdinand memastikan SBY tidak pernah mengalami kejadian seperti yang dialami Jokowi yang dipermalukan karena kicauannya. Selain tidak pernah membayar 'mesin' atau buzzer, SBY juga memperlakukan akun media sosialnya dengan hati-hati dan tidak sembarang orang mengendalikannya.

Lebih lanjut, Ferdinand memang mengakui jika kader dan SBY kecewa soal kritikan Jokowi soal kebijakan BBM. Menurut Partai Demokrat, Jokowi terlihat bermain retorika untuk menutupi kegagalan rezimnya dengan mencari-cari kesalahan rezim sebelumnya.

"Saya paham perasaan pak SBY. Saya juga sudah diajak bicara soal ini. Sakit hati dia," kata Ferdinand.

Dengan sikap Jokowi ini, Demokrat dipastikan akan semakin mengambil jarak terkait sikap politiknya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Demokrat melihat jika kegagalan rezim Jokowi sudah semakin nyata yang diikuti dengan gerakan mencari atau mengganti Presiden baru semakin gencar di daerah-daerah.

"Kritikan ini semakin menjauhkan Demokrat dengan Jokowi di pilpres 2019. Jokowi bisa jadi lawan bersama. Jadi kalau dibilang tidak akan mendukung belum pasti, tapi kalau menjauh ya semakin jauh jarak kita," ungkap Ferdinand.

Menurut dia, Demokrat dan semua masyarakat paham kebijakan subsidi BBM zaman SBY sudah disetujui oleh parlemen saat itu dan terbukti membawa pertumbuhan ekonomi hingga 2014. Berbeda dengan rezim Jokowi, inflasi, nilai tukar kurs rupiah, harga BBM dan utang luar negeri zaman SBY dinilai jauh lebih baik.

SBY sebelumnya merespons kritikan Jokowi soal BBM membuat warga netizen ramai membicarakan tagar #SBYJelaskan. Namun tagar tersebut justru dimanfaatkan untuk menyudutkan SBY dengan mengaitkannya ke persoalan-persoalan remeh dan lucu lainnya. [cnn]


[http://news.moslemcommunity.net]
Banner iklan disini