Kontroversi Politik Racun Kalajengking. Ferry: Memang Sudah Nggak Pantas Lagi Jadi Presiden

Ilustrasi kalajengking. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/312010

Moslemcommunity.net - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) 'kalau mau kaya, cari racun kalajengking' bergulir jadi isu politik. Partai oposisi menyindir, partai pendukung membela.

Jokowi membahas racun kalajengking saat membuka Musrenbangnas dalam Rangka Rangka Penyusunan RKP 2019 di Hotel Gran Sahid, Jakarta, Senin (30/4/2018). Jokowi menyebut emas bukanlah komoditas yang paling mahal di dunia. Harga emas ternyata kalah jauh dibanding harga racun kalajengking.

"Ada fakta yang menarik, yang saya dapat dari informasi yang saya baca. Komoditas yang paling mahal di dunia adalah racun scorpion, racun dari kalajengking. Harganya USD 10,5 juta, artinya Rp 145 miliar per liter. Jadi kalau mau kaya, cari racun kalajengking," kata Jokowi.

Dia lalu bicara soal harga komoditas-komoditas mahal. Namun, menurut Jokowi, harga barang-barang supermahal tersebut belum ada apa-apanya dibanding harga waktu.

Nah, pernyataan Jokowi soal racun kalajengking ini ramai di media sosial. Sejumlah elite parpol juga menilai Jokowi tak tepat bicara soal hal itu. 

"Bahwa itu disampaikan dalam acara sekelas Musrenbangnas, maka menjadi tidak tepat. Bagaimana dalam momen penting sebuah musyawarah nasional membahas soal kalajengking?" kata Ketua Bidang Pemenangan Presiden PBB Sukmo Harsono.

Kritik juga datang dari Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono. Ferry menyebut pembahasan kalajengking itu menandakan Jokowi tak pantas lagi menjadi Presiden RI.

"Pak Jokowi harus menjelaskan dari mana dapat bahan tentang racun kalajengking. Agak mengherankan kalau pernyataan seperti ini disampaikan di hadapan peserta Musrenbangnas yang terhormat. Ya tapi kalau orang sudah anjlok elektabilitasnya dan hilang kehormatannya, ya seperti itu. Memang sudah nggak pantas lagi jadi presiden," kata Ferry kepada wartawan, Kamis (3/5/2018).

Ferry Juliantono / Foto: Rengga Sancaya

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut Jokowi sengaja mencari tenar dengan bicara soal racun kalajengking. Menurutnya, sepenggal pidato Jokowi soal harga racun kalajengking itu terdengar absurd. Mardani mengatakan isi pidato itu tak memiliki relevansi dengan acara yang saat itu tengah dihadiri Jokowi.

"Kemungkinannya memang ingin heboh dan jadi perbincangan yang ini absurd karena menghabiskan energi publik," kata Mardani.

Mardani Ali Sera / Foto: Mardani Ali Sera. (Tsarina Maharani/detikcom)

Ada pula Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang meminta Jokowi memberi contoh beternak kalajengking karena menyebut racunnya bisa membuat kaya. Ia menilai sepenggal pidato Jokowi yang disampaikan di acara Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2019 itu menyedihkan.

"Kenapa juga presiden nggak melakukan itu duluan supaya memberi contoh dan teladan beternak kalajengking," kata Fadli.

Pembelaan datang dari partai pendukung Jokowi. Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily memandang pernyataan Jokowi soal kalajengking sebagai pengingat bahwa bangsa Indonesia punya sumber daya berlimpah yang dapat dipakai untuk kesejahteraan rakyat. 

"Harus dipahami konteksnya pernyataan Pak Jokowi soal kalajengking itu. Beliau ingin men-challenge para kepala daerah dalam acara Musrenbangnas bahwa sesungguhnya potensi kekayaan alam yang dimiliki bangsa kita, terutama di daerah-daerah itu, luar biasa melimpahnya," ujar Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily.

Ace Hasan / Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Sementara itu, Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek) mengatakan pidato itu jangan dipahami sepotong-sepotong agar maksudnya utuh tersampaikan. Pengungkitan racun itu oleh Jokowi, disebut Awiek, agar masyarakat mau berpikir luas. 

"Ya memahami pidato Jokowi jangan sepotong-sepotong biar tidak salah paham. Dalam konteks pernyataan tersebut ingin disampaikan bahwa peluang wirausaha cukup banyak dan harga paling besar bukan emas tapi racun kalajengking yang bisa dibuat bahan obat," kata Awiek. (detiknews)

[http://news.moslemcommunity.net]
Banner iklan disini