GARA GARA PINDAH KUBU, Di Neraka Gigi Geraham orang ini Sebesar Gunung Uhud, Hal Tersebut Dikabarkan Langsung Oleh Rasulullah

GARA GARA PINDAH KUBU, Di Neraka Gigi Geraham orang ini Sebesar Gunung Uhud

Moslemcommunity.net - Oleh : Abas Tatami

14 abad silam, pada siang hari yang terik,
“Sesungguhnya, di antara kalian ada seseorang laki-laki yang kelak gigi gerahamnya di neraka lebih besar dari gunung Uhud”.

Tiba-tiba dalam majlis kecil yang dihadiri oleh beberapa sahabat terbaik itu, Rasulullah mengabarkan kepada mereka bahwa kelak diantara mereka ada yang gigi gerahamnya di neraka lebih besar dari gunung Uhud. Semua sahabat yang hadir dalam majlis kemudian diliputi kecemasan dari hari ke hari. Hingga syahidlah mereka satu persatu dan akhirnya tinggal dua orang tersisa : Ar Rajjal bin Unfuwah dan Abu Hurairah.

Abu Hurairah begitu ketakutan, sebab semua sahabat yang hadir pada majlis itu sudah wafat dalam keadaan Khusnul khatimah, yang tersisa hanya dia dan Ar Rajjal. Abu Hurairah khawatir jika sampai dia menjadi orang yang dikabarkan oleh Rasulullah tersebut.

Hingga tibalah masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar. Seperti yang kita ketahui, saat itu muncullah Nabi palsu bernama Musailamah yang kemudian diberi gelar oleh orang-orang Muslim sebagai Al Kadzaab (pendusta). Musailamah Al Kadzaab. Keberadaan nabi palsu ini semakin mengkhawatirkan sebab pengikutnya kian hari kian bertambah dan semakin menjadi-jadi, mereka punya Al-Qur'an baru, mereka membawa Islam baru dengan dipimpin oleh seorang nabi palsu. Sebab itulah Khalifah Abu Bakar sudah berniat untuk memerangi mereka habis-habisan.

Ar Rajjal bin Unfuwah, merupakan seorang sahabat yang banyak hafalan Qur'annya. Bisa jadi sudah hafal Al-Qur'an, juga dia sudah hidup dan berjuang bersama Rasulullah beserta para sahabat. Dia bahkan beberapa kali diutus untuk mendakwahkan Islam di berbagai daerah. Akhirnya dia sendiri yang meminta agar dikirim oleh Khalifah Abu Bakar untuk menemui dan mendakwahi Musailamah Al Kadzaab. Khalifah pun memberikan ijin dan berangkatlah Ar Rajjal menemui si Nabi palsu ini.

Alih-alih mendakwahi Musailamah, dia justru menjadi ragu disana, dia melihat bahwa jumlah pengikut Musailamah sangat banyak, dia mendapatkan tawaran yang menggiurkan disertai argumen Musailamah yang cukup masuk akal. Sehingga Ar Rajjal memutuskan bahwa dia mulai saat itu menjadi pengikut Musailamah, dia khianati kepercayaan Khalifah. "Let's us choose Rahmaah" mungkin begitulah bahasanya Ar Rajjal kalau dimasa sekarang. Dia membelot maka jadilah mulai saat itu Ar Rajjal berpindah kubu.

Hadirnya Ar Rajjal pada pasukan Musailamah semakin memberikan semangat bagi pasukan nabi palsu itu, mereka sekarang punya argumen : "lhoo ini si Ar Rajjal aja sahabat Rasulullah, hafidz, dulu berjuang bersama Rasulullah dan sekarang ikut barisan ini, berarti barisan inilah yang benar" . Sehingga pengikut Musailamah semakin banyak dan rasa percaya diri mereka semakin meninggi., mereka seakan mendapatkan angin segar dengan bergabungnya seorang tokoh utama dari kalangan sahabat.

Di sisi lain, Abu Hurairah merasa lega, sebab sekarang sudah jelas siapa yang dimaksud oleh Rasulullah yang gigi gerahamnya di neraka sebesar gunung Uhud, pasukan Muslimin juga semakin bersemangat sebab mereka makin yakin bahwa mereka di kubu yang benar berdasarkan hadits yang dibawa dari Abu Hurairah.

Semakin panaslah suasana antara dua kubu, yakni kubu kebenaran dan kubu kebatilan. Masing-masing memiliki kekuatan yang dahsyat, namun tentu saja umat Islam memiliki kekuatan yang jauh lebih dahsyat, yang tidak dimiliki oleh pasukan Musailamah, yakni pertolongan dari Allah yang Maha Kuat.
Kelak ketika perang berkecamuk antara pasukan Muslimin dan pasukan murtadnya Musailamah, Ar Rajjal berhasil dibunuh oleh Zaaid bin Khattab (kakak tertua nya Umar bin Khattab).

Demikianlah salah satu tokoh utama sahabat dimasa lalu. Betapapun dia sudah berjuang bersama Rasulullah, menghafalkan Al-Qur'an sekalipun, dia tetap berpindah kubu. Sejarah telah menuliskan semuanya, dan sejarah akan selalu berulang pada tiap zaman yang berbeda.

Begitulah dalam perjuangan, ada saja hal-hal yang tidak bisa terduga tapi akhirnya harus terjadi juga. Ada masanya kita berjuang bersama sahabat kita, namun siapa sangka dikemudian hari dia berpindah kubu dan menjelma menjadi lawan yang sangat nyata.

Tidak usah risau jika sahabat juang kita berpindah kubu, sebab pasti Allah akan selalu hadirkan kepada kita sahabat juang yang baru.

"In any war, there are calms between the storms. There will be days when we lose Faith, days when our allies turn against us, days when we lose everything, but never lose your hope". (Optimus Prime).

[http://news.moslemcommunity.net]
Banner iklan disini