Nasib Orang Pintar di Indonesia, Pemerintah Resmi Tutup Klinik Riset Kanker Warsito


Klinik riset kanker yang dikelola PT Edwar Technology milik Ilmuwan Warsito Purwo akhirnya resmi ditutup. Alasan penutupan adalah karena masih dalam proses review oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.


Imbas dari penutupan ini dengan berat hati akhirnya 100 karyawan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Baca: Pidato Doktor Warsito yang Mengharukan Saat Mem-PHK 100 Karyawanya

“Akibat dari keputusan di atas dengan berat hati kami juga mengumumkan kebijakan pemutusan hubungan kerja terhadap kurang lebih 100 karyawan (70 persen) dan peneliti PT Edwar Technology mulai Januari 2016,” ujar Warsito sebagaimana dilansir jawaos, Rabu (27/1/2016).

Warsito kemudian menganjurkan bagi klien C-Care Riset Kanker untuk melanjutkan proses terapi ke fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Kemenkes dan Kemenristekdikti.

Pada pemberitaan islamedia edisi 1 Desember 2015, Warsito mendapatkan surat dari sebuah lembaga yang isinya memerintahkan agar menghentikan riset yang dilakukanya

Warsito, Ilmuan Jenius Asal Karanganyar Ini Dipaksa Hentikan Risetnya di Indonesia

Doktor Warsito Purwo Taruno, Ilmuan jenius lulusan Jepang ini mendapatkan surat dari sebuah lembaga yang isinya memerintahkan agar menghentikan riset yang dilakukanya.

“12 tahun kemudian sejak pertama kali ECVT ditemukan, hari ini di tempat yang sama saya mendapat surat dari sebuah lembaga agar saya menghentikan semua kegiatan pengembangan riset saya di Indonesia. Haruskah pertanyaan 12 tahun yang lalu perlu diulang: Tak ada tempat buat saya di Indonesia?” tulis Warsito di akun Facebook pribadinya, senin(30/11/2015).

Sejak pulang dari Jepang, Warsito mengembangkan penemuanya yang dikenal dengan nama ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography). Berbagai pihak telah banyak memberikan penghargaan atas hasil temuanya ini salah satunya mendapatkan penghargaan BJ Habibie Technology Award 2015.

ECVT merupakan alternative system pemindaian dengan biaya murah, bebas radiasi, deteksi seketika atas kelainan fisiologis dalam payudara dan otak yang disebabkan oleh tumor, epilepsy, penyakit Alzheimer dan disfungsi otak lainnya.

Melalui akun Facebooknya, Warsito juga memaparkan bahwa teknologi ECTV temuanya sudah digunakan oleh NASA, tepatnya pada tahun 2006. NASA menggunakan temuan Warsito untuk pengembangan sistem pemindaian di pesawat ulang-alik.

Pada tahun 2007 jurnal ECVT terbit di IEEE Sensors Journal, dengan alamat Fisika UI. 2008 Dept Energi Amerika memakainya sebagai model sistem pemindaian untuk pengembangan ‘Next generation power plant’ dan untuk verifikasi hasil simulasi supercompter skala penta-eksa.

Islamedia.id

Banner iklan disini