"Tukang Sampah Tak Makan Sampah", Pegawai BPJS Asuransinya Bukan BPJS!


Dilatar belakangi permasalahan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dianggap gagal menjawab harapan masyarakat yang begitu tingi, dan masih jauh dari konsep awal yang begitu ideal, ratusan Dokter Indonesia Bersatu (DIB) melakukan aksi di Istana Negara, Senin (29/2).


Para dokter tersebut hadir untuk turut menyampaikan aspirasi terkait keluhan yang dirasakan peserta maupun penyedia layanan kesehatan. Dimana, pemahaman masyarakat pada sistem JKN yang minim seringkali menimbulkan gesekan. Terlebih, bertambahnya peserta JKN tidak diimbangi penambahan fasilitas dan jumlah tenaga kesehatan yang memadai. Akibatnya, daftar antrean menjadi panjang dan berpotensi pada layanan kesehatan di bawah standar. Sehingga bisa berpotensi menimbulkan konflik antara rakyat dan penyedia layanan kesehatan. Dalam hal ini dokter dan rumah sakit.

Namun dalam aksi damai yang dilakukan DIB sebagai keprihatinan dokter terhadap sektor kesehatan Indonesia yang dinilai terbengkalai dan tidak menjadi prioritas pemerintah tersebut, ada yang membuat para netizen tertarik, yakni sebuah spanduk yang menunjukan sebuah ironi yang terjadi pada tubuh BPJS sendiri.

"Kenapa pegawai BPJS Asuransinya Bukan BPJS?" yang tertulis di sepanduk tersebut.

Dan pertanyaan ini membuat fakta baru muncul yaitu ternyata  karyawan BPJS Kesehatan justru menggunakan asuransi kesehatan lain. Hal ini sangat aneh sebuah produk asuransi namun malah menggunakan asuransi lain dalam bidang yang sama.

“Itu bukti pelayanan kesehatan peserta BPJS tidak memuaskan. Tentu para karyawan tahu tentang pelayanan yang didapat dari BPJS, sehingga mereka juga menggunakan asuransi kesehatanlainnya,” kata Sekretaris DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Sumatera Utara (Sumut), Mince Simatupang di Medan, Rabu (27/1).

Hal ini tentunya membuat masyarakat pengguna BPJS Kesehatan khususnya para karyawan swasta bertanya-tanya, pasalnya semua karyawan atau pegawai se-Indonesia diwajibkan pakai BPJS.

“Namun mengapa para pegawai dan pimpinan BPJS Kesehatan menggunakan fasilitas yang lain. Memang pelayanan lebih baik akan diperoleh jika menggunakan asuransi swasta karena fasilitas kesehatan dan penanganan dokter lebih maksimal,” paparnya. Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumut, Abu Bakar Siddik, seperti dikutip dari Koran Sindo.

Mungkin bila kita melihat fasilitas dan pemberian ruangan kelas dan obat yang sangat terbatas. dan berbeda dengan asuransi swasta yang menanggung semua biaya dan mendapat ruang VIP, maka akan wajar jika karyawan BPJS Kesehatan menggunakan asuransi lain. Karena Karyawan tahu pelayanan BPJS tidak memberikan kepuasan bagi pesertanya.

Dan seperti apa yang diceritakan seorang Fachru Khaeruddin pada tulisannya di Kompasiana 4/10/15, para karyawan BPJS ternyata menggunakan double cover asuransi.

"Bapak ini sudah jelaskan panjang-lebar tentang kelebihan BPJS. Terus, Bapak sendiri pakai asuransi apa?" tanyanya,

Dan dijawab kalau semua pegawai BPJS pakai double cover asuransi: asuransi Inhealt plus asuransi BPJS. "Direktur kami mengeluarkan kebijakan untuk double cover."

Jadi pertanyaannya disaat karyawan BPJS sendiri saja merasa tidak puas dengan pelayanan BPJS, mengapa semua karyawan swasta diwajibkan?

Ungkapan pekerja sampah atau tukang sampah tak mungkin makan sampah ini tepat sekali untuk pengibaratan pekerja BPJS yang tidak menggunakan Asuransi BPJS yang jelas-jelas sering bermasalah dalam pelayanannya dan tidak memuaskan.

[beritaislamterbaru.org]

Posting Komentar untuk ""Tukang Sampah Tak Makan Sampah", Pegawai BPJS Asuransinya Bukan BPJS!"

Banner iklan disini