Kita tak pernah memilih dilahirkan dimana, dari keluarga apa, suku apa, karena itulah semua ketetapan Allah
Foto Ustadz Felix Siauw saat Kecil dari keluarga China, beliau yang tertawa di depan Tangga: Sumber Facebook Ustadz Felix |
1. Kita tak pernah memilih dilahirkan dimana, dari keluarga apa, suku apa | karena itulah semua itu disebut dengan takdir, ketetapan Allah
2. Bentuk badan, warna kulit, itu semua tidak pernah kita pilih | termasuk orangtua dan tempat lahir, itupun semua ketetapan Allah
3. Allah itu adil, karenanya Allah takkan pernah menghisab takdir itu | Allah takkan minta pertanggungan tentang semua yang Dia tetapkan
4. Terhadap kesemua takdir itu, kewajiban yang Allah beri hanya satu | beriman pada takdir, bahwa itu adalah ketetapan Allah yang adil
5. Maka Islam tak pernah menyoal tentang suku, warna kulit, bentuk badan | Allah dan Rasul bahkan berkali-kali menegaskan hal itu
6. Beda dengan Islam dan iman, itu adalah pilihan, yang akan dihisab | beriman atau kafir, taat atau maksiat, kesemuanya pilihan manusia
7. Dan Islam benar-benar memberi fokus, bahwa ketakwaan itulah pembeda | bukan tempat lahir, suku, warna kulit, keturunan bangsawan, bukan
8. Maka Islam tak pernah mencela manusia, Islam mencela perilakunya | karena manusia bisa berubah, tapi perilaku punya nilai yang tetap
9. Dari situ, lahir di Indonesia, keturunan Cina, laki-laki, itu takdir bagi saya | takkan dihisab oleh Allah, sebab itu ketentuan-Nya
10. Tapi menjadi Muslim, memilih untuk taat pada syariat, mendakwahkan Islam | itu semua adalah pilihan, yang wajib kita banggakan
11. Jadi bila ingin mencintai manusia, cintailah ketaatannya | bukan mencintai fisik, suku, bentuk badan, warna kulit, yang tak penting
12. Dan bila membenci, bencilah perilakunya, maksiatnya, kekufurannya | bukan membenci orangnya, sukunya, warna kulitnya, itu salah
13. Karena manusia bisa berubah, hari ini baik bisa jadi besok jahat | hari ini jahat bisa jadi besok taat, cintai dan benci seadanya saja
14. Cintai Islamnya, walau lain suku, lain warna kulit, beda negara | maka kecintaan itu tetap akan ada dan bertahan, cinta karena Allah
15. tapi bila dahulukan cinta suku, cinta warna kulit, cinta negara | maka lain suku, lain warna kulit, lain negara, sulitlah ada cinta
16. Sebab segala selain Allah musnah, maka hati-hati mendasarkan cinta | cintailah karena Allah, kelak kecintaan kita sampai akhirat :D
Dulu tak ada yang menyangka salah satu anak di foto ini akan beroleh hidayah. Bila yang dilihat adalah suku, tak ada yang mau mendakwahinya. Tapi yang mendakwahinya berharap ke-Islam-annya bukan melihat sukunya. Alhamdulillah yang, semua lewat dakwah, cinta dan kasih sayang