Nu Garis Lurus: Innalillahi.. Ansor & Banser Ikut Upacara Pemakaman Uskup Gereja

 Ansor & Banser Ikut Upacara Pemakaman Uskup Gereja

Kultur pluralisme yang sudah mendapat fatwa sesat dari Majelis Ulama mewarnai prosesi pemakaman uskup gereja Mgr Hilarius Moa Nurak SVD. Hal itu antara lain terlihat dari hadirnya Pimpinan Wilayah (PW) Organisasi Massa (Ormas) Islam Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kepulauan Bangka Belitung pada upacara pemakaman uskup Pangkalpinang itu, Senin 2 Mei 2016.

“Atas nama kemanusiaan kami Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beserta seluruh PC (Pimpinan Cabang) se-Bangka Belitung turut berduka cita atas meninggalnya Mgr Hilarius Moa Nurak,” ungkap ketua PW Ansor Masmuni Mahatma saat dihubungi Katoliknews melalui telepon selularnya, Selasa (3/5/2016).

Masmuni mengatakan, anggotanya dikerahkan untuk memikul peti dan mereka menanggapi secara antusias. “Bahkan yang ikut peti monsinyur adalah Ketua Cabang Kota Pangkalpinang dan Bangka Tengah,” ujar Masmuni.

Menurut Masmuni lagi, Uskup Hilarius Moa Nurak merupakan sesepuh keuskupan Pangkalpinang yang cukup dikenali masyarakat dan telah bekerjasama dengan GP Ansor dalam berbagai kegiatan, diantaranya seminar agama dan kemanusiaan dan juga terlahirnya komunitas Gurindam Babel dimana terhimpun tokoh lintas agama di Babel.

Seperti yang dijelaskan Ketua PW GP Ansor Babel itu, selain Masmuni
Mahatma, ikut menghadiri pemakaman Uskup antara lain Wakil Sekretaris PW GP Ansor, Muhamad Sukri; Ketua PC Ansor Pangkalpinang, Wahyu Gusna dan Ketua PC Bangka Tengah, Satriawan serta melibatkan empat orang Banser Ansor, Andoli Ibrahim, Sholikin, Khoirul Anam, dan Muhammad Suherlan.

“Kader Ansor Bangka Belitung turut mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya uskup Hilarius Moa Nurak,” ujar Masmuni.

Diakui Masmuni publik bertanya tanya kenapa Ansor ikut berpartisapasi dalam prosesi pemakaman itu. “Saya senyum saja ketika ditanya wartawan, kapan saya kenal Monsinyur,” tutur Masmuni.

Selanjutnya ia menjelaskan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejauh ini sangat tinggi dalam toleransi beragama yang tidak pernah ada kesenjangan antar pemeluk agama.

“Hubungan antar pemeluk agama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya selama ini sangat baik, tidak terjadi kesenjangan sosial bahkan saling mengisi baik secara tradisi maupun dalam sikap kemanusiaan,” imbuhnya.

Masmuni menambahkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak lain salah satunya selalu menjaga, menjalin silaturahmi dan toleran dalam menjalankan ibadah dari berbagai penganut agama yang diakui di Republik Indonesia.

“Dan kami rasa inilah salah satu cara bagaimana kita menjaga keutuhan NKRI dengan keberagaman agamanya dan saling menghargai satu sama lainnya,” pungkasnya.

Keterlibatan ormas Islama dalam prosesi pemakaman Mgr Hila ini mendapat tanggapan positif dari pengguna media sosial di Kabupaten Sikka, Flores, daerah asal Mgr Hila.

Di grup Facebook “Forum Peduli Rakyat Sikka” seorang netizen membagikan foto keterlibatan GP Ansor dalam proses pemakaman itu.

“GP ANSOR Salah satu ORMAS besar Umat ISLAM BANGKA BELITUNG IkUT BERPARTISIPASI MENGANGKAT PETI JENAZAH MGR. HILARIUS DI KOMPLEKS KEUSKUPAN PANGKAL PINANG. Terimakasih Untuk GP ANSOR, “ tulis netizen Higinus Willbrot Krado di grup tersebut.

Postinganya itu mendapat respons positif dari anggota grup itu. (Katoliknews)

Dan berikut adalah komentar Redaksi NU Garis Lurus : Menurut Kami INI BUKAN TOLERANSI TAPI PENDANGKALAN AQIDAH

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’uun…

Foto: http://www.nugarislurus.com/2016/05/kenapa-ansor-banser-harus-ikut-upacara-pemakaman-uskup-gereja.html
Banner iklan disini