Surat At-Taubah Tidak Diawali Dengan Basmalah
Sudah diketahui bahwa dalam setiap kegiatan yang baik harus diawali dengan kalimat basmalah. Bahkan berbagai surat dalam Al Qur’an selalu diawali dengan basmalah. Akan tetapi ada satu surat yang tidak diawali dengan basmalah yakni surat At Taubah. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Pertanyaan ini sering kali terucap dari seseorang yang selalu membaca Al Qur’an dan untuk menjawabnya, perlu dilakukan kajian dengan melihat surat atau ayat sebelum surat At Taubah yakni surat Al Anfal.
Alasan surat At Taubah tidak diawali dengan basmalah menurut Ubay bin Ka’ab adalah karena kedekatan isi atau kisah antara akhir surat Al Anfal dengan At Taubah. Jika akhir surat Al Anfal berkisah tentang orang yang menepati janji dan tentang kisah perjanjiannya, maka awal surat At Taubah menceritakan tentang seseorang yang telah melanggar janji.
Sementara pendapat yang kedua menyatakan bahwa dengan tidak adanya kalimat bismillah menunjukkan lepasnya perlindungan Allah dan RasulNya dari orang yang kafir dan musyrik. Karenanya sungguh terlarang bagi mereka untuk thawaf di sekitar Baitullah.
Sementara Said bin Jubair pernah bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai Surat At Taubah. Maka Ibnu Abbas berkata, “Itu surat yang yang menyingkap rahasia-rahasia. Tidak henti-hentinya ia turun, kecuali ada di antara kami yang diungkapkan. Sampai kami takut bahwa tiada (rahasia) yang tersisa dari seorang pun di antara kami.” (Tafsir Al Tibyan)
Dari berbagai keterangan tersebut maka surat At Taubah merupakan surat yang “amat keras” dan tak hanya ditujukan kepada orang kafir, melainkan kepada para sahabat Rasulullah juga. Karena isinya yang begitu keras inilah, mengapa Allah tidak mengawali surat tersebut dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya.
Meskipun tidak diawali dengan kalimat basmalah, namun surat At Taubah diakhiri dengan kalimat yang sangat indah. Jika di awal hingga pertengahan surat banyak berisi kecaman, maka di akhir ayat ditutup dengan kalimat kasih sayang.
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu. Ia sangat menginginkan kamu bahagia. Amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman.”
“Jika mereka berpaling maka katakanlah: Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal dan Dialah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.”