Asyik Hitung Uang Pungutan Liar, 3 Polisi Kelabakan Dipergoki Komandannya Yang Nyamar Jadi Kernet
Sepak terjang polisi “penjaga” perbatasan lintas-kabupaten di Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan terungkap lagi.
Ketiganya tertangkap basah oleh Tim Operasi Bersih Kepolisian Daerah Sulsel yang dipimpin Inspektur Pengawasan Daerah (Irwasda) dan Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Kabid Propam) saat sedang menghitung uang hasil pungutan liar (pungli) di pos perbatasan Barru-Parepare, Jl Poros Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi, Barru.
Seharian tiga oknum polisi “penjaga” perbatasan itu diperiksa di ruang Propam Polda Sulsel, Rabu (27/7/2016).
Ketiga oknum Polisi Lalulintas (Polantas) itu dipergoki saat asyik menghitung uang hasil pungli lembaran Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, hingga Rp 100 ribu.
Ada tiga kawsan perbatasan lintas-kabupaten di Barru yang dikenal sebagai “zona tak nyaman” bagi pengguna jalan raya.
Oknum polisi kerap melakukan pungli kepada pengendara, utamanya sopir truk.
Tiga daerah itu adalah Jl Poros Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi (perbatasan Parepare), Desa Harapan Kecamatan Tanete Riaja (Bulu Dua, perbatasan Soppeng), dan Tanjung Butung (perbatasan Pangkep).
Enam belas (16) tahun lalu, saat Komjen Pol (Purn) Jusuf Manggabarani menjabat Kapolda Sulsel (1994-2002), cerita tentang “polisi pungli” di perbatasan sudah menjadi buah bibir.
Sang Kapolda, waktu itu, menyamar jadi “kernet” sopir truk dari Parepare ke Makassar untuk memergoki oknum polisi pungli.
Polisi Santri
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Anton Charliyan bertekad membersihkan anggotanya dari praktik pungli.
Sejak menjabat Kapolda Sulsel, 21 April 2016, mantan Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri ini sudah memproklamirkan untuk membentuk “Polisi Santri” di Sulsel.
Beberapa hari terakhir, Anton mendengar maraknya pungli di daerah perbatasan lintas-kabupaten di wilayah kerjanya.
Anton lalu memerintahkan Irwasda dan Kabid Propam Polda untuk memimpin Tim Operasi Bersih, untuk mengungkap “bisik-bisik” pungli itu.PLima anggota Tim Operasi Bersih dipimpin Irwasda dan Kabid propam bergerak ke Barru, Selasa (26/7/2016) malam.
Mereka menyamar dan menumpang mobil berpelat hitam. Sekitar pukul 04.00 wita, dini hari, mereka sudah tiba di perbatasan Barru-Parepare, Jl Poros Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi, tak jauh dari masjid dan tempat peristerahatan mantan Gubernur Sulsel, Amin Syam.
Samaran mereka berhasil dan menagkap basah tiga oknum Polantas.
Di hari yang sama saat penangkapan Personil Satlantas Polres Barru, tim Operasi Bersih juga mengamankan seorang oknum polisi berpangkat Aiptu yang bertugas di Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Takalar sekitar pukul 10.00 Wita.
Oknum ini diciduk saat sedang bertransaksi mengurus administrasi kendaraan.
Oknum yang berinisial NR ini dipancing oleh personel Tim Operasi Bersih yang berpura-pura sedang mengurus administrasi kendaraan, saat itu NR memintai sejumlah uang diluar dari pembayaran yang semestinya.
Intai Sejam
Lima anggota tim itu berhenti sekitar 200 meter dari pos polisi di perbatasan.
Mereka mengamati gelagat tiga oknum polantas berpangkat brigadir yang sibuk “mengamankan” daerah perbatasan, YK, MA dan TA.
“Mereka tertangkap tangan dengan barang bukti uang tunai pecahan 20 ribu. 50 ribu hingga uang tunai 100 ribu rupiah,” kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Frans Barung Mangera, di Makassar, Rabu (27/7/2016).
Kelima anggota tim itu melihat jelas kelakuan tiga onkum polantas yang mengadang mobil truk.
Sopir lalu diajak ke pinggir jalan. Setelah dialog sejenak, sopir menyerahkan lembaran uang lalu pergi.
Ada juga sopir yang tidak turun dari truk, langsung membayar tunai kemudian berlalu.
Hitung Uang
Setelah satu jam beraksi, ketiga onkum polantas itu masuk pos, sekitar pukul 05.00 Wita.
Ketiganya mengeluarkan uang hasil pungli masing-masing dari kantong lalu diletakkan di meja, dalam pos.
Ketiganya lalu duduk di sekitar meja menghitung hasil pungli.
Lima anggota tim menilai sudah saatnya bertindak, setelah satu jam menyaksikan adegan pungli di depan mata.
Kelima anggota tim itu mendatangi pos, pas saat ketiga oknum polantas sibuk menghitung lembaran uang Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, dan Rp 100 ribu.
“Kami dari Tim Operasi Bersih Polda,” teriak seorang anggota tim, seraya memperlihatkan kartu identitas.
Ketiga oknum polisi itu terperanjat. Mereka saling pandang sejenak, mengatur napas.
“Siap, Pak!!!” kata ketiga polisi perbatasan, hampir serentak berdiri.
“Mana kartu KTA-nya?” kata anggota Tim Operasi Bersih Polda
Ketiga polisi perbatasan serahkan kartu tanda anggota (KTA).
Setelah mengantongi KTA masing-masing, pimpinan “tim lima” berteriak, “Besok, ke Propam Polda.”
Mereka kemudian meninggalkan ketiga oknum polantas itu yang sudah disita KTA-nya itu.
“Ketiganya pun memenuhi panggilan dan akhirnya diperiksa secara maraton,” kata Barung, kemarin.
Kapolres Diperiksa
Kapolres Barru, AKBP Minarto, menegaskan, jika terbukti bersalah ketiga anggotanya itu wajib dihukum.
"Harus dihukum kalau bersalah. Anggota tidak boleh melanggar aturan," tegas Minarto kepada Iramayansari dari TribunBarru.com, tadi malam.
Mengantisipasi kejadian memalukan itu terulang, Minarto berjanji akan melakukan pengawasan ketat terhadap polantas Barru.
"Pokoknya, supaya tidak terulang, harus ada pengawasan ketat dari atasannya, kalau pun masih melanggar pasti kami proses," katanya.
Kabis Humas Polda Sulsel memastikan Kapolres Barru juga akan diperiksa.
“Sanksi dari ketiga oknum polisi berpangkat brigadir akan diusulkan pemecatan karena telah mencoreng institusinya sendiri, apa lagi pungli itu dilarang keras oleh Kapolri,” kata Barung.(*)