Dhuuuaar! Susi Tenggelamkan 488 Kapal Maling Ikan Dalam 4 Tahun Terakhir


Foto: Dok

Moslemcommunity - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memiliki kebijakan tegas terhadap semua maling ikan. Susi melakukan penenggelaman semua kapal yang ketahuan melakukan illegal fishing.

Kebijakan tersebut dianggap Susi sebagai langkah awal untuk menyelesaikan persoalan perikanan di Indonesia. Sebab dengan kebijakan itu para pencuri ikan diharapkan jera dan tidak mengulang perbuatannya.

Selama menjabat sebagai menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai dari Oktober 2014 hingga Agustus 2018, Susi tercatat telah menenggelamkan 488 kapal.

"Total dalam pemerintahan Jokowi dari Oktober 2014 sampai Agustus 2018 sudah ada 488 kapal yang ditenggelamkan," jelas Susi.

Dirangkum detikFinance, Rabu (22/8/2018) begini berita selengkapnya:

1. Kado HUT RI, Susi Tenggelamkan 125 Kapal

Berdekatan dengan hari ulang tahun (HUT) RI ke-73 tahun, Susi menenggelamkan 125 kapal pelaku illegal fishing. Penenggelaman tersebut dilaksanakan di 11 lokasi berbeda.

Lokasi penenggelaman di Bitung sebanyak 15 kapal, Pontianak 18 kapal, Cirebon 6 kapal, Aceh 3 kapal, Tarakan 2 kapal, dan Belawan 7 kapal.

"Merauke 1 kapal, Natuna atau Ranai itu 40 kapal, Ambon 1 kapal, Batam 9 kapal, Terempa atau Anambas 23 kapal jadi total itu ada 125 kapal," kata Susi di Kementerian Kelauatan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (21/8/2018).

Susi menjelaskan dari 12 5 kapal yang ditenggelamkan sebanyak 5 kapal berasal dari Indonesia. Sedangkan sisanya berbendera asing dari Vietnam, Malaysia, dan Filipina.

"Vietnam itu 86 kapal, Malaysia 20 kapal, Filipina 14 kapal, dan Indonesia 5 kapal," papar dia.

Adapun penenggelaman kapal tersebut dilakukan untuk memberikan efek jera kepada pelaku maling ikan. Serta menjadi kegaitan untuk mewarnai kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.

"Kita ingin nilai-nilai kedaulatan ini mewarnai hari kemerdekaan kita dan sebagai dedikasi bahwa laut bukanlah sampah dan bersama-sama satuan tugas dan bahwa penegakan hukum ini sangat penting untuk kita," tutup dia.

2. Kapal Maling Ikan Paling Banyak dari Vietnam

Dari total 125 kapal maling ikan yang ditenggelamkan kali ini, kapal yang paling banyak berasal dari Vietnam.

Susi menjelaskan kapal yang ditenggelamkan tersebut lima diantaranya berasal dari Indonesia. Sisanya, 86 kapal dari Vietnam, Malaysia 20 kapal dan Filipina sebanyak 14 kapal.

"Vietnam itu 86 kapal, Malaysia 20 kapal, Filipina 14 kapal, dan Indonesia 5 kapal," jelas dia.

Penenggelaman tersebut dilakukan pada 20 Agustus di sebanyak 11 lokasi. Susi memimpin langsung penenggelaman dari Bitung, Sulawesi Utara.

Susi menjelaskan pemusnahan dilakukan dengan cara yang berbeda, tergantung jenis kapalnya. Kapal besar dilakukan penenggelaman sedangkan kapal yang kecil dimusnahkan di darat dengan cara dipotong-potong dan dibakar bagiannya.

"Tanggal 20 Agustus dilakukan penenggelaman serentak kepada 125 kapal yang terlibat illegal fishing. Penenggelaman saya pimpin dari Bitung. Kapal yang besar ditenggelamkan, kalau yang kecil di darat dimusnahkan dengan dipotong-potong dan dibakar besinya," terang Susi.

3. Susi Tenggelamkan 40 Kapal di Natuna

Berdasarkan catatan Susi, kapal maling ikan yang ditenggelamkan paling banyak di Natuna, Kepulauan Riau. Susi menjelaskan penenggelaman tersebut dilaksanakan di 11 lokasi berbeda dengan jumlah kapal mencapai 125 buah.

"Pontianak 18 kapal, Cirebon 6 kapal, Bitung 15 kapal, Aceh 3 kapal, Tarakan 2 kapal, Belawan 7 kapal, Merauke 1 kapal, Natuna atau Ranai itu 40 kapal, Ambon 1 kapal, Batam 9 kapal, Terempa atau Anambas 23 kapal jadi total itu ada 125 kapal," ucapnya.

Menurut Susi Natuna menjadi lokasi yang paling banyak dimasuki kapal maling ikan karena lokasi yang strategis berada di dekat Malaysia, Vietnam dan Filipina.

Dari 125 kapal tersebut, sebanyak 86 kapal dari Vietnam, Malaysia sebanyak 20 kapal, Filipina sebanyak 14 kapal dan sisanya 5 dari Indonesia.

4. Cara Musnahkan Kapal Maling Ikan: Tenggelamkan Hingga Dipotong-potong

Dalam melakukan pemberantasan kapal maling ikan di laut Indonesia. Susi memiliki berbagai cara untuk memusnakan kapal tersebut, yakni dengan menenggelamkan hingga dipotong-potong.

"Kapal yang besar ditenggelamkan, kalau yang kecil di darat dimusnahkan dengan dipotong-potong dan dibakar," ujar Susi.

Sebagai kado HUT ke-72 kemerdekaan Indonesia Susi menenggelamkan 125 kapal maling ikan. Penenggelaman tersebut langsung dipimpin oleh Susi pada 20 Agustus di Bitung, Sulawesi Utara.

Selain di Bitung, penenggelaman kapal berlangsung di Pontianak, Cirebon, Aceh, Tarakan, Belawan, Merauke, Natuna atau Ranai, Ambon, Batam, Terempa atau Anambas.

"Tanggal 20 Agustus dilakukan penenggelaman serentak kepada 125 kapal yang terlibat illegal fishing. Penenggelaman saya pimpin dari Bitung," jelasnya.

"Pontianak 18 kapal, Cirebon 6 kapal, Bitung 15 kapal, Aceh 3 kapal, Tarakan 2 kapal, Belawan 7 kapal, Merauke 1 kapal, Natuna atau Ranai itu 40 kapal, Ambon 1 kapal, Batam 9 kapal, Terempa atau Anambas 23 kapal jadi total itu ada 125 kapal," tutur Susi.

5. Modus Kapal Maling Ikan

Susi mengungkap modus kapal maling ikan di laut Indonesia. Menurut Susi, kapal-kapal ikan asal Filipina itu diberi nama Indonesia.

Temuan itu merupakan hasil penelusuran Satgas anti illegal fishing di General Santos, Filipina.

"Berdasarkan penelusuran Satgas 115 di Pelabuhan General Santos, terdapat beberapa kapal yang menggunakan nama Indonesia di General Santos, antara lain Tri Rezeki 09, Tri Rezeki 08, Makmur 10 dan Seagull 508," kata Susi.

"Modus penggunaan nama Indonesia oleh kapal asing sudah sering terjadi, temuan ini membuktikan praktik itu masih terus berlangsung," sambung Susi.

Modus lainnya anak buah kapal (ABK) asal Filipina bermukim di sekitar pulau Sangir dan Talaud, Sulawesi Utara. Lalu mereka memakai kapal kecil melakukan transhipment atau mengangkut ikan langsung dari laut Indonesia ke kapal angkut menuju Filipina.

Menurut Susi dia sudah meminta aparat yang berwenang mengawasi praktik pencurian ikan dengan modus-modus tersebut.

"Saya sebagai Dansatgas 115 bersama Wakasal sebagai Kalakhar telah memberikan arahan kepada Kapolda Sulut, Danlantamal Sulawesi, Bakamla, Kejaksaan dan PSDKP untuk secara sungguh-sungguh kita memerangi modus pencurian," tegasnya.

"Saya meminta agar modus pencurian ikan oleh asing dapat segera diatasi dalam satu bulan ke depan. Saya akan kembali mengumpulkan para apgakum yang kemarin hadir di bulan September yang akan datang untuk memastikan penyelesaiannya," tutur Susi. (detik.com)
Banner iklan disini