Politik Kebencian Diprediksi Akan Warnai Pemilu 2019


Direktur Wahid Foundation Yenny Zannuba Wahid. (Foto: Tribunnews)

Moslemcommunity.net - Wahid Foundation kembali meluncurkan laporan tahunan mengenai “Kemerdekaan Beragama dan Berkeyakinan serta Politisasi Agama 2017.” Lembaga pemantau kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia ini sejak tahun 2008 memang secara rutin meluncurkan laporan tahunan. Namun dalam laporan tahunan kesepuluh ini, yang merujuk pada apa yang terjadi sepanjang tahun 2017, Wahid Foundation menggarisbawahi kuatnya politisasi agama pada pemilihan kepala daerah di Jakarta.

Politisasi agama secara umum diterjemahkan sebagai manipulasi pemahaman/ajaran/pengetahuan agama lewat propaganda, indoktrinasi, kampanye dan sosialisasi di wilayah publik agar diinterpretasikan atau didefinisikan seolah-olah sebagai pemahaman/ajaran/pengetahuan sesungguhnya untuk mempengaruhi konsensus/kebijakan publik demi kepentingan satu pihak.

Dalam sambutannya di acara peluncuran laporan di Jakarta hari Rabu (8/8), Direktur Wahid Foundation Yenny Zannuba Wahid bersyukur karena laporan tahunan ini menjadi rujukan pemerintah dan lembaga nirlaba lokal dan asing yang ingin mengetahui perkembangan tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Tahun ini Wahid Foundation secara khusus menganalisa kasus-kasus politisasi agama di Pulau Jawa.

Salah satu hasil analisa badan itu adalah terjadinya peningkatan kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan menjelang pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden. Oleh karena itu Wahid Foundation menyerukan agar pemerintah dan masyarakat tanggap, dan berupaya keras mencegah terjadinya peningkatan lebih lanjut.

Dalam pemilihan kepala daerah serentak di Jawa tahun lalu, ujar Yenny, Wahid Foundation mencatat ada 28 peristiwa politisasi agama dengan 36 tindakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan. Politisasi agama terbanyak terjadi menjelang pemilihan putaran pertama Gubernur DKI Jakarta, yakni 24 kejadian; disusul Jawa Barat (tiga peristiwa), dan Banten (satu peristiwa).

Yenny mengatakan korban individu terbanyak adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang mengalami sepuluh tindakan, diikuti Ridwan Kamil (Jawa Barat) dan Rano Karno (Banten). (voaindonesia)

[http://news.moslemcommunity.net]
Banner iklan disini