Senior Chef dan Ustadz Abdul Somad Bicara Soal Cuci Daging, Antara Haram dan Kualitas

Daging kambing segar. (Foto: Meat Online)
Moslemcommunity - Idul Adha identik dengan memotong hewan kurban dan membagikan kepada kerabat, keluarga dan masyarakat yang kurang mampu.
Untuk itu, di hari spesial ini, hampir setiap rumah dipastikan mendapatkan daging kurban.
Rupanya ada beberapa tips seputar hewan kurban tersebut, mulai dari jangan mencucinya hingga cara mengolah daging agar empuk.
Sebelumnya, apakah Anda pernah mendengar kalau sebaiknya tidak mencuci daging setelah hewan disembelih atau daging dipotong?
Umumnya, sebagian orang memilih mencuci daging terlebih dahulu sebelum dimasak dengan tujuan membersihkan darahnya.
Padahal, untuk menjaga kualitas daging, kata seorang Chef, sebaiknya daging yang hendak dimasak tidak perlu dicuci terlebih dahulu.
Sebab, dengan mencucinya terlebih dahulu, hal itu malah akan membuat kualitas daging akan menurun dan meyebabkan daging mengerut dan keras.
"Kalau lihat di pemotongan hewan itu setelah disembelih daging itu digantung untuk menurunkan darah, bukan dicuci," tutur Arcad Fadillah, Senior Chef di The Westin Hotel, Jakarta kepada KompasTravel, Jumat (3/8/2018).
Ia menjelaskan secara awam bahwa hal tersebut sama seperti kulit kita ketika direndam air akan mengerut bahkan kaku, bukannya rileks.
Ternyata daging kambing atau sapi pun seperti itu, meski dengan suhu ruangan.
Namun menurutnya, jika setelah dicuci langsung dimasak tanpa jeda, boleh saja dicuci terlebih dahulu.
"Saya ngejelasinnya agak susah, gini tangan kita aja kalau direndam atau mandi bisa mengkerut kan, ada perubahan di kulit kita. Sebenarnya di daging juga gitu. Kecuali kita mau makai cepet, jadi setelah dicuci langsung dimasak, nggak ada jeda," katanya.
Salah satu cara untuk membersihkan daging tanpa dicuci ialah memasukkan daging ke dalam air mendidih.
Setelah daging sedikit berubah warna dan kotoran terlepas, segera buang airnya.
Lalu air tersebut langsung diganti baru dan kembali direbus untuk mendapatkan kaldu pertama rebusan daging yang menghasilkan rasa terbaik.
"Pokoknya setelah daging mulai browny langsung buang airnya dan langsung ganti air baru, buat kaldu. Itu daging akan tetap bagus dan empuk," kata Senior Chef yang sempat malang melintang di Timur Tengah ini.
Sementara itu, menurut Ustaz Abdul Somad, sebaiknya daging sapi dicuci bersih terlebih dahulu sebelum dimasak.
"Setelah sapi dipotong, darahnya keluar habis, bersih. Lalu kemudian dipotong dagingnya, dicuci, kalau tidak dicuci haram, ada darahnya, najis. Bercampur dengan najis, mutanajis. Maka dicuci bersih, saya kalau nyuci daging sapi empat kali," jelasnya dilansir dari YouTube Meong Channel, Rabu (22/8/2018).
Sementara untuk daging ayam, ujarnya, mencucinya bisa dilakukan sebanyak dua kali saja karena darahnya tidak banyak.
"Setelah bersih, barulah dimasak matang. Bukan daging berlumur darah dibolak-balik di atas api lalu masuk roti. Tapi harus masak pakai bismillah dan makan pakai bismillah dulu," tambahnya.
Mitos Daging Kambing
Daging kambing identik dengan Idul Adha.Bukan tidak mungkin kita akan dapat lebih dari satu kantung yang berisi daging kambing.
Kalau sudah begitu, mau tidak mau kita harus mengolahnya.
Tapi kita sering mendengar kalau daging kambing bisa membuat darah tinggi.
Hal itu pun membuat beberapa orang, khususnya yang memiliki hipertensi, jadi takut untuk mengonsumsi daging kambing.
Namun benarkah demikian?
Simak info selanjutnya berikut ini.
Aturan Makan Daging Kambing
Dilansir Kompas.com, Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chandrawniata, SpGK, mengatakan kalau datangnya penyakit darah tinggi saat mengonsumsi daging kambing hanyalah mitos.
Bahkan menurutnya, mengunyah satu kilogram daging kambing pun tidak akan mendatangkan darah tinggi.
Namun dalam mengonsumsi daging kambing, tidak disarankan dibarengi dengan jeroan, babat, otak, dan usus.
Johanes mengatakan, daging kambing memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan daging sapi.
Soalnya kandungan lemak dan kolesterolnya ternyata lebih rendah!
Dalam takaran 100 gram, lemak daging kambing hanya sebesar 3,03 gram.
Sedangkan pada daging sapi terdapat 7,72 gram.
Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah, yakni 75 miligram dan kolesterol sapi 80 miligram.
Selain itu, kandungan zat besi daging kambing juga lebih banyak 3,73 gram, sedangkan daging sapi hanya 2,24 miligram.
Seng (zinc) pada daging kambing juga lebih besar, yakni 5,27 miligram sementara sapi hanya 4,61 miligram.
Tapi nutrisi tersebut bisa didapat dengan cara masak yang tepat.
Johanes menyarankan untuk tidak memanggang sate kambing hingga gosong.
Saat proses pemanggangan, protein pada daging kambing yang terkena panas tinggi bisa berubah jadi zat karsinogen.
Dengan begitu, hal ini juga mengonfirmasi bahwa arang sebagai penyebab kanker adalah mitos.
Daging kambing yang dipanggang cukup dikonsumsi seminggu sekali.
Sementara itu, hidangan kuah bisa jadi pilihan lain dalam mengonsumsi daging kambing.
Dalam proses ini, hindari penggunaan santan yang berlebihan.
Penambahan sayur juga dapat menambahkan kandungan vitamin pada hidangan kambing.
Kalau masih bingung mau buat apa dari daging kambing, langsung cek laman resep Sajian Sedap.
Di sana banyak resep daging kambing yang sudah teruji kelezatannya. (tribunnews)