Balas Kekalahan Proyek Kereta Cepat, Jepang Tutup Toshiba & Panasonic?


Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia mencatat jumlah tenaga kerja yang baru-baru ini terkena PHK mencapai lebih dari lima ribu orang. PHK yang paling menghebohkan adalah 1.700 orang dari PT Panasonic, 970 orang dari PT Toshiba, dan 1.000 orang Panasonic Lighting Cikarang-Bekasi,


Selain itu, ada 1.200 orang dari PT Samoin dan 500 orang dari PT Starlink. Yang diisukan bakal mem-PHK massal adalah perusahaan raksasa energi Chevron dan Ford.

Ada pihak yang menduga bahwa penutupan dua pabrik elektronik itu sebagai aksi balas dendam pemerintah Jepang karena merasa dikalahkan oleh pemerintah RI dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Namun, analisis di atas sepertinya kurang masuk akal. Penting melihat pernyataan Chairman Panasonic Gobel Group, Rachmat Gobel, yang menegaskan pihaknya tengah melakukan rasionalisasi. Panasonic, lanjut Gobel akan merestrukturisasi tiga pabrik lampu yang dimilikinya di Indonesia. ‎Sebagai gambaran, lanjut Rachmat, saat ini Panasonic mempunyai sejumlah pabrik dengan berbagai macam produk. Antara lain pabrik alat rumah tangga, produk energi seperti baterai, produk alat kesehatan, produk alat kelistrikan seperti lampu, bohlam, dan lighting feature, serta pabrik komponen yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau.

“Pabrik lighting yang ada bolam, tadinya ada tiga di Indonesia, yaitu Panasonic, Phillips dan Osram. Nah setahu saya sekarang mereka sudah tidak ada, satu-satunya tinggal Panasonic," kata dia beberapa waktu lalu.

Menurut Rachmat, ‎sesuai dengan perkembangan zaman, produk lampu bohlam mulai digantikan dengan produk lampu light emitting diode (LED), maka Panasonic memutuskan untuk mengalihkan produksinya ke lampu LED. Tiga pabrik lampu Panasonic yang ada yaitu di Cikarang, Cileungsi dan Pasuruan akan dilebur menjadi dua pabrik yang bakal memproduksi lampu LED.

Rachmat mengungkapkan, Panasonic akan menutup pabrik lampu yang ada di Cikarang, Jawa Barat, sedangkan yang akan dipertahankan yaitu pabrik yang berlokasi di Pasuruan dan Cileungsi.

PHK massal Toshiba dan Panasonic rencananya dilakukan April 2016. Saat ini, sedang terjadi proses negosiasi pesangon antara manajemen perusahaan dengan serikat pekerja pabrik tersebut.

Perusahaan Jepang tersebut diduga menggelepar setelah kalah saing dari serbuan produk Cina. Pada Bulan Januari 2016 lalu, ada perusahaan elektronik memanfaatkan layanan izin 3 Jam Cina dengan nilai investasi sebesar Rp 125 Miliar dan rencana tenaga kerja 1.500 orang.

Keputusan restrukturisasi yang dilakukan oleh Panasonic dan Toshiba sepertinya murni karena iklim persaingan bisnis yang kian ketat, terutama produk ke dua perusahaan tersebut kalah saing dengan produk elektronik dari China yang terkenal murah tetapi memiliki sejumlah fitur menarik laiknya merek-merek mahal.

Bisa jadi, penutupan Toshiba dan Panasonic ini menandai pudarnya era teknologi Jepang dan digantikan oleh kuasa teknologi Cina yang murah meriah. [Rimanews]

Banner iklan disini