Inilah kiat Orangtua Musa mendidik anaknya menjadi Hafidzh : Jangan tunggu kita ideal. Apa yang saya tahu itu yang saya ajarkan

بسم الله الرحمن الرحيم

‪#‎Pertemuan‬ dengan Musa dan Abi-nya#

Bertempat di Masjid Sekolah Indonesia Kairo (SIK). Bapak La Ode Abu Hanafi menyampaikan beberpa pesan.


1. Untuk Ayah, seorang anak berhak dicarikan ibu yang shalihah.

Umar ibn khatab pernah ditanya tentang hak anak. Ada 3; mendapat nama yang baik, mendapat ibu yang shalihah, (lupa). Ibu yang shalihah akan mengajarkan ke Allah. Bayangin, sambil menyusui anaknya, si ibu sambil ngaji. Si anak mendengarkan lantunan dari ibunya.

Yang shalihah seperti apa? Semangat belajar agama, semangat mengamalkan agama Allah, mempraktikan agama Allah.

2. Ibu-ibu punya jadwal. Bukan hanya jadwal belajar, jadwal main. Anak-anak harus main. Dan ketika main nggak boleh diganggu. Jadwal belajar. Jadwal belajar ya harus belajar. Jadwal istirahat. Kendala yang ada dihadapi asatidz karena di rumah nggak didukung keluarga, nggak didukung untuk murojaah misalnya. Kalau anaknya di sekolah belajar, udah lemah, capek, di rumah malah main, nanti sakit. Jadwal makan harus makan, jadwal mandi harus mandi. Yang penting hidup harus teratur. Dan ibu harus ISTIQAMAH, jangan, "ah namanya juga anak-anak", lalu disepelekan. Jangan kalo ada teman main, terus "belanja yuk". Jangan !, bilang, "aku punya jadwal dengan anakku, ada jadwal belajar, ada jadwal main, ada jadwal murojaah"

Musa dididik langsung oleh ayahnya. Awalnya beliau ragu untuk menerapkan pendidikan mandiri, tapi beliau yakin, bahwa orang yang berilmu dan berjuang untuk ilmu akan terangkat, imma di dunia wa imma di akhirat.

Dulu beliau nggak ngebayangin Musa ngafal quran, tapi setelah dijalanin. Seluruh bidang diajarkan, MTK, B. Inggris, B. Arab, dll. Saya nggak fasih-fasih amat, tapi minimal bener.

Jangan tunggu kita ideal. Jangan tunggu kita qiroah sab'ah misal. Kalo mikir ke sana nanti putus asa duluan. Nanti ujungnya malah nggak diajarkan. Yang saya tanamkan, "apa yang saya tahu itu yang saya ajarkan. Malah berasa manfaatnya"

Musa murojaah 3 juz sehari, selesai jam 9 pagi. Kalau sekolah formal mulai jam 7, nggak cukup. Belum hadisnya; arba'in nawawi, umdatul ahkam, bulughul marom, doa-doa. Belum akidah, fiqih.
Contoh jadwalnya,

10 menit sebelum tidur. Saya beli kitab akidah, fiqih, saya beli 2 (anak yang bisa baca 2), mereka pegang satu-satu.

Mereka dijadikan imam, memang ada khilaf ulama, tapi itu shalat sunnah, nanti kalo salah - saya yang tegur. Lalu gantian, kadang saya jadi imam.

Ragu??

Kadang ragu. Tapi saya hantam keraguan itu. Kadang ragu masalah ijazah, tapi buktinya Pemda alhamdulillah sekarang malah percaya ke kami dan keluarga. Dan saat ini kami membawa nama negara.

Gedget dilarang. Contoh main fb lalai. Yang dewasa aja lalai, gimana anak-anak.
Kapan Musa mulai diajarkan menghafal Al-Quran? Dan pake metode apa? Dalam sehari kuat berapa lama ketika mengajar sekali duduk?

Mungkin tidak semua anak kemampuannya sama. Ya saya tahu itu. Yang saya fahami, ilmu (sebagaimana rizki yang lain) adalah takdir minallah. Takdir ini sir (rahasia). Awalnya saya juga seperti itu. Baca siroh, ibnu hajar hafal 9 tahun, "iya lah orang Mesir. Beda dong". Awalnya berpikir seperti itu. Jadi, rezeki memang rahasia. Iya, anak emang BEDA. Tapi siapa yang tau takdir Allah?? Lalu siapa yang tahu anak kita beda? Apa beda dengan imam suyuthi, dengan imam syafii? Siapa yang tahu? Yang kita bisa adalah ikhtiar.

Berapa lama?

Yang dialami, bisa 10 jam duduk. Tapi ada prosesnya. Prosenya? Ya itu, Ibu-ibu buat jadwal. Faidahnya jadwal, anak terbiasa hidup disiplin, terbiasa melawan hawa nafsu (main, dll). Kalau terbiasa displin nanti terbiasa menahan hawa nafsu. Misal anak biasa minum susu terus, lalu sususnya habis, jangan dikasih dulu, jangan bohong tapi, dijelaskan faidah sabar, sabar itu apa? awalnya nangis nggak minum susu dulu, lama-lama tahu apa itu sabar.

Pun ngaji, awalnya sekian menit, goyang-goyang, jangan diturutin, sambil dijelaskan. Kalau dia mau apa diturutin terus, nggak akan tercapai. Tapi ya sedikit-sedikit.

Awalnya ditalqin 5 menit ba'da subuh dan ba'da maghrib. Ba'da maghrib murojaah. Itu, awalnya 5 menit, sebelum 10 jam.

Gimana peran ibu??
Uminya itu yang ngajarin doa. Dari belum bisa ngomong, udah diajarin doa. Istri saya 'cerewet'. Mau ngapa-ngapain dibacain doa. Masuk kamar mandi dibacain doa, keras, sampe kedengeran di luar.

Awalnya saya heran. Ternyata hasilnya mantap. Adenya Musa, umur 1 tahun, kalau bersin, yang Alhamdulillah uminya, sekarang udah 1 tahun lebih, kalo bersih reflek baca hamdalah, tapi ya belum fasih, "yaaah", gitu aja. Doa-doa, MTK, B.Inggris, bacaan shalat. Itu uminya yang ngajarin. Sekarang saya pergi safar, yang ngajarin di rumah siapa?? Asisten saya. Jadi saya pergi tenang, nggak kepikir, "siapa yang ngajarin anak di rumah?". Anak mau 5, sedang hamil besar, tapi baju saya rapi, disetrikain, rumah rapi. Siapa yang ngelakuin? Uminya. Itu nggak mudah. Yang ibu-ibu pasti paham. Itu faidah asisten shalihah.

Kalau bapak Musa 10 jam dengan Musa, padahal bapak-bapak kebanyakan mencari nafkah di luar rumah. Bagaimana dengan maisyah??

Harus punya sifat qonaah. Rasanya ini tabiat manusiawi. Namnya sempit harta, kepala pening. Dulu saya kerja nyari getah karet, alhamdulillah toko juga sepi, harga karet anjlok. Akhirnya saya kepikir, nyari banyak harta kapan ujungnya? Sedangkan umur nggak bisa diulang. Artinya anak harus segera diajarin.

Ngambil getah karet ba'da subuh- bagus, ngafal ba'da subuh juga bagus. Gimana kalo saya menghentikan ambil getah karet? (Dalam kondisi ekonomi mepet). Akhirnya diskusi dengan istri. Orang kafir aja diberi rizqi, apa mungkin Allah menyempitkan yang memperjuangkan kitabullah? Akhirnya berhenti sebagian mata pencaharian, tapi buahnya 30 juz ini. Setelah itu Alhamdulillah kelapangan. Semakin mudah (semoga bukan termasuk ujian saya), maka saya saya harus memberi kemudahan ke anak saya. Saya harus membuat anak saya pinter. Tapi balasannya Alhamdulillah.
Pernah ada keajaiban yang terjadi di Musa nggak? Ya nggak ada sih, 30 juz ini. Kalo di luar itu ya nggak ada seingat saya.

Doa khusus apa untuk Musa? Ketika proses seperti ini, bukan sesuatu instan, misal sejak mengandung, apa yang dilakukan?

Doanya banyak. Kita kan mau menanam, bibit harus bagus. Makanan yang halal, kalo makanan halal, keluar sarinya yang halal (sarinya laki-laki ini). Doa sebelum... artinya melindungi anak sejak sebelum lahir dari syaiton.

2 bulan lagi, ketika Ramdhan, beliau berdua akan ke Mesir lagi. Diundang dan mendapat penghargaan khusus dari Presiden Mesir.

*tulisan sangat random, hanya mengikuti jalannya pembicaraan. Tidak ada filter subjektif. Jika banyak yang terlewat atau kurang tepat, karena kealpaan pendengaran.

نستغفر الله من قول بلا عمل.
ربنا هب لنا من أرواجنا و ذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين اماما.
و صلى الله على سيدنا محمد الذي سكنت بالصﻻة عليه قلوب المؤمنين.
___________________________
Kairo, 7 Rojab 1437 H
1:06 PM
Nb :
Copas dari grup w


Banner iklan disini