Tidak Adil Tangani Tolikara dengan Tanjung Balai, Ada Apa Pemerintah Ini?
Mantan anggota DPR RI, Maiyasyak Johan, menilai ada perlakukan dan penangan yang berbeda oleh pemerintah atas peristiwa Tolikara dan Tanjung Balai. Dia khawatir hal ini bisa memicu ketidakpuasan dan menodai keadilan masyarakat. Ada apa dengan pemerintah?
"Dari dua peristiwa ini, kita melihat ada perlakuan berbeda yang diberikan pemerintah dan media massa. Pertanyaannya, ketika ketidakadilan diperontonkan, apakah yang akan kita tuai?," papar Maiyasyak, mantan anggota DPR Dapil Sumatera Utara melalui pesan tertulis, Rabu (3/8/2016) di Jakarta.
Dia mengungkapkan pada peristiwa Tolikara, sebagaimana dilaporkan media massa, digerakkan tokoh agama. Juga dimulai dari surat edaran yang ditujukan kepada pemerintah dan aparat, ada pengkondisian untuk menggalang massa dan ada pula yang memimpin massa dilapangan.
"Mereka itu (pada peristiwa Tolikara-red) tak perduli atas larangan dari aparat yang menjaga orang beribadah - dan akhirnya umat Islam tidak bisa ber-ibadah dan masjid terbakar. Pelakunya, tak ada yang diproses secara, bahkan diterima di Istana," papar mantan Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP ini.
Sedang pada peristiwa di Tanjung Balai, menurut Maiyasyak, tak ada tokoh yang terlibat. Selain itu juga tak ada pengkondisian. Aksi yang terjadi adalah reaksi atas sikap agresif, arogan dan provokatif (mendatangi masjid dengan marah-marah dan melarang azan) yang dilakukan oleh seorang wanita etnis tertentu.
"Jadi nyata lebih bersifat spontan, pelakunya rata-rata remaja dan pemuda tanggung. Yang terlibat aksi sejumlah remaja dan anak muda ditahan, tuduhan digeser ke-arah kriminal yaitu penjarahan," papar Maiyasyak. Menurut dia hal itu jelas sangat berbeda saat aparat dan pemerintah menangani peristiwa Tolikara.
red: adhila
sumber: teropongsenayan