Habib Rizieq: Gencarnya Pemberitaan Peristiwa di Sabuga Tujuan Utamanya Menggiring Opini Bahwa umat Islam INTOLERANSI dan TIDAK SUKA DAMAI sehingga TOLERANSI dan KEDAMAIAN Aksi 212 tenggelam dan lenyap
Imam besar FPI Habib Rizieq Shihab di dalam laman resminya habibrizieq.com menilai gencarnya pemberitaan tentang peristiwa di Sabuga adalah modus anti klimaks untuk menenggelamkan Aksi damii 212 di Monas beberapa waktu lalu.
Menurutnya pemberitaan yang dibesar-besarkan oleh media sekuler tujuan utamanya adalah menganggap bahwa umat Islam intoleransi dan tidak suka damai. Dalam laman resminya dituliskan:
AWAS ... MODUS ANTI KLIMAKS ... !!!
Selepas Aksi 411 ada BOM GEREJA di Samarinda
Selepas Aksi 212 ada PEMBUBARAN NATAL di Sabuga
Tujuan Utamanya adalah :
Bahwa umat Islam INTOLERANSI dan TIDAK SUKA DAMAI
sehingga TOLERANSI dan KEDAMAIAN Aksi 411 dan 212 tenggelam dan lenyap
UMAT ISLAM SUDAH CERDAS TIDAK MUDAH DIHASUT GOLONGAN CULAS...
Sebeleumnya pihak kepolisian membantah telah membubarkan paksa Kebaktian umat kristiani di Sabuga
Menurut Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus, kegiatan itu berakhir setelah adanya mediasi antara panitia dengan perwakilan dari Ormas.
"Nggak ada itu dibubarkan. Penolakan tapi kami (polisi) mediasi, antara panitia dan ormas dan panitia menerima akan mengundur kegiatan yang harusnya kebaktian dewasanya di malam itu," kata Yusri seperti dilansir laman Republika.co.id, Rabu (7/12).
Sementara dalam rilisnya secara terpisah, polisi memaparkan, pada pukul 20.05 bertempat di loby gedung Sabuga, Pdt Dr Stephen Tong memberikan penjelasan kepada seluruh jemaat.
Pada intinya menjelaskan adanya surat penolakan yang dilakukan oleh ormas Islam terhadap KKR tersebut karena kesalahan prosedur. Seluruh panitia KKR disarankan agar mempelajari sehingga kesalahan serupa tidak terjadi. [Beritaislamterbaru.org]