Nasihat bagi UUS dan Orang lain yang Gemar Mendiskreditkan Ulama. Baca dan Renungkan : NASIHAT BAGI IMAN YANG "KETOMBEAN"
"SHAMPOO" UNTUK PEMAHAMAN AGAMA KOMEDIAN YANG "KETOMBEAN"
“Nggak suka dari awal sama si BOTAK ni! Ganteng ngga, skill jg ngga ada, congor aja yg digedein,,, suek!!!”
Demikian satu di antara kemarahan masyarakat yang aktif di media sosial (netizen) pada hari ini, Senin (23/1) terhadap komedian Uus yang dinilai telah menghina ulama dalam beberapa tweet melalui akun twitternya.
“Kalo ga suka ulama, ga usah bekoar2 yg kaga2.. mending belajar ngaji lagi, kenali isi Al-Qur’an dgn baik, pahami isinya, praktekin di kehidupan sehari2.. kalo ga mau, lebih baik DIAM,” ketus netizen yang lain.
Sebagaimana kita ketahui, komedian yang gemar melucu dengan menirukan suara dinosaurus ini menyebut Habib Rizieq sebagai ulama gadungan.
“Emang Rizieq ulama? *boooooom*,” tulis Uus di twitternya. “Aku kira pulo doang yang gadung, ternyata ulama juga,” katanya di postingan lain.
Alhasil para netizen merasa apa yang diucapkan Uus sebagai publik figure sangat tidak bermutu. Mereka bahkan menganggap Uus ingin terkenal dengan membuat postingan yang kontroversial. Mereka menganggap lawakan Uus garing dan tidak bermanfaat .
“Emang mas U us pelawak??? Kok lawakannya blas gak ada lucu lucunya?? P.s : Minjenk gak belain si habib yess.. Cuma sepatutnya sadar diri posisi sebagai apa? Tolong jangan sara kalo anda sebagai publik figur,” begitu nasihat netizen yang lain.
Salah seorang netizen lalu memberi informasi terkait gelar habib, “Ahh cari sensasi nih. Habib itu digelarkan kepada cicit cicit nabi Muhammad (saw)”
Beberapa waktu lalu Uus juga dihujat karena dianggap melecehkan wanita berkerudung dengan mengatakan dirinya lebih baik melihat perempuan yang suka dugem dibanding perempuan berkerudung yang jerit-jerit melihat idola mereka.
NASIHAT BAGI IMAN YANG "KETOMBEAN"
Sebagai nasihat bagi Uus dan juga orang lain yang gemar mendiskreditkan Ulama, hendaklah kita membaca petikan Ustadz Felix Siauw berikut:
Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orang lain (HR Bukhari Muslim)
Baca sekali lagi dan renung pikirkan hadits diatas, telisik dan teliti, bagaimana Allah peringatkan kita tentang dicabutnya ilmu, yaitu dengan wafatnya para ulama
Sebab ulama adalah yang paling besar takutnya pada Allah diantara hamba Allah, sebab itu Allah faqihkan mereka dalam agama, dan Allah titipkan ilmu pada mereka
Dan dalam Islam, tidak terpisah antara dunia dan akhirat, keduanya mutlak memerlukan ilmu, dan disitulah kita berhajat pada ulama, meminta tunjuk mereka atas hidup kita
Rasul mewariskan agama pada sahabatnya, lalu pada tabiin dan lanjut ke tabiut tabiin, lalu pada para ulama, salaf dan mutaakhirin, begitu agama ini terjaga
Maka ulama itulah yang membimbing kita, sebab takutnya mereka pada Allah, dan kerasnya usaha mereka memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah, yang mungkin tak kita lakukan
Kitalah yang berhajat pada ulama, agar hidup kita sesuai tuntunan wahyu bukan nafsu, agar hidup kita selalu bahagia bukan sengsara, agar kita sesuai syariat Allah
Bisa jadi apa yang ulama sampaikan tidak kita sukai, tapi itulah beda antara yang berilmu dan yang tak berilmu, dan disitulah diuji ketaatan dan berserah kita pada Allah
Tapi saat ini kita melihat justru sebagian manusia yang melampaui batas, merasa lebih tahu dari ulama, menyalahkan ulama sebab keputusan ulama tak sesuai nafsu mereka
Mereka menggariskan batas lagi-lagi sesuai nafsu, mencap ulama ini moderat sementara yang lain ekstrim, ukurannya hanya kepentingan politik dan kekuasaan
Ulama yang mengharamkan pemimpin kafir mereka tuduh dengan seribu fitnah, tapi ulama-ulama palsu yang mendukung mereka, mereka sanjung habis-habisan
Mereka berusaha agar umat menjauh dari ulamanya, agar umat mengikuti hawa nafsu, lalu tidak mempercayai lagi penuntun mereka, ulama-ulama mereka
Mereka mencari-cari kesalaham, menjatuhkan kehormatannya, mendiskreditkan, mengarang dan berbohong dan membunuh karakter, agar ulama agar tak lagi dipercaya
Inilah yang Rasulullah peringatkan kepada kita "manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin", sebab tak ada lagi ulama yang didengar, ilmu musnah
Sekarang di ibukota lebih dari pemimpin jahiliyah, tapi juga kafir. Para pendukung pemimpin jahil dan kafir ini? Pelakunya sama dengan yang menghina para ulama
Maka cermati siapa kawan siapa lawan, standarnya jelas, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ikuti ulama, maka insyaAllah kita termasuk bagian dari jalan kebaikan
Sumber :