Nasib Tragis Eks Timnas Indonesia Jadi Pelaku Begal, Namun ada yang Bertahan jadi Gojek dan Move on, Salut!
Mantan pemain Timnas, Anang Maruf. (© ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Moslemcommunity.net - Merintis jalan untuk menjadi pesepakbola sukses memang tak semudah membalikkan telapak tangan begitu juga untuk para mantan pesepakbola Tanah Air ini. Karier mereka meredup, hingga titik terendah dan akhirnya hilang dari kancah sepakbola Tanah Air.
Jika saat ini para penggawa Timnas U-16 dan Timnas U-19 seperti Sutan Zico dan Egy Maulana Mustofa tengah mendapat sorotan berkat penampilan gemilang mereka, para mantan penggawa Timnas Indonesia ini justru dilupakan.Dedek Hendri - Terjerumus Jurang Narkoba
Di usia mereka sekarang, para eks penggawa Skuat Garuda ini harus mengakhiri karier mereka di dunia kulit bundar dengan berbagai alasan. Tak lagi menjadi pesepakbola, mereka justru terjebak dalam dunia kelam.
Tak semuanya kelam, ada pula yang memutuskan untuk menjalani profesi lainnya. Berikut deretan mantan pemain Timnas Indonesia yang nasibnya kini berubah 180 derajat.
Mantan pemain Timnas, Anang Maruf. (© ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Anang Ma’ruf - Driver Ojek Online
Anang Ma’ruf merupakan mantan pesepakbola yang juga pernah memperkuat Timnas Indonesia. Pria kelahiran Surabaya itu merupakan pemain belakang Skuat Garuda dan merupakan rekan satu angkatan mantan kapten Timnas Indonesia, Bima Sakti.
Usai tak lagi menjadi pesepakbola, Anang memutuskan untuk menjadi pengemudi ojek online, yakni Gojek sejak beberapa tahun lalu. Menjadi driver gojek dipilihnya usai usaha yang dijalaninya mengalami kebangkrutan.
"Melamar menjadi pengemudi Go-jek adalah pilihan terbaik bagi saya, karena kalau jadi pegawai tentunya banyak memakan waktu dan tak bisa melatih. Tapi terus terang jiwa saya ada di sepakbola jadi saya tak bisa meninggalkannya," ujar mantan penggawa Persebaya Surabaya di era 90-an seperti dilansir Detik.com.
Meski menjadi supir gojek, namun Anang tetap tak sepenuhnya meninggalkan dunia sepakbola yang telah membesarkan namanya. Ia juga merintis sebuah sekolah sepakbola bernama SSB Simo United dan melatih para pemain muda.
"Saya dulu jadi pemain dari nol dan kini jadi pelatih juga dari nol, saya sudah terbiasa hidup susah. Jadi, saya tak mudah menyerah meski ekonomi keluara sedang sulit," jelas Anang.
Mantan penggawa Timnas, Fachri Firmansyah (© bola.net@Fafa Wahab )
Fachri Firmansyah - Security
Dibekap cedera kaki memaksa Fachri Firmansyah untuk berhenti dari dunia sepakbola. Padahal, namanya sempat digadang-gadang akan menjadi bintang masa depan Timnas Indonesia U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri pada medio 2014 lalu.
Memutuskan gantung sepatu setelah dibekap cedera, Fachri akhirnya menjalani profesi lainnya yang sama sekali tak berkaitan dengan si kulit bundar. Ya, menyerah dengan cederanya, Fachri akhirnya menjalani profesi barunya sebagai seorang satpam.
Fachri pernah masuk 30 pemain yang berkesempatan tampil di hadapan pelatih Indra Sjafri sebagai program penjaringan Timnas U-19 jelang Piala AFF. Karier sepak bolanya sempat melesat dan ia pun bergabung di klub Sriwijaya FC U-21.
Namun ia mengalami nasi sial kala mengikuti turnamen Cotif, Valencia, tahun 2014 silam bersama timnas U21. Cedera parah yan dideritnaya memaksanya untuk dioperasi, namun karena tak kunjung sembuh, kontrak Fachri pun tak dilanjutkan oleh pihak Sriwijaya.
Fachri meneruskan sendiri terapi dan pengobatannya dengan biaya sendiri, tanpa ada bantuan dana dari timnas maupun PSSI. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tak lagi berkarier sebagai pesepakbola professional.
"Kaki ini parah, Mas. Sakitnya minta ampun. Selesai sudah. Tak ada sepakbola lagi. Hati ini sudah trauma, Mas. Saya lihat bola saja sudah malas. Melihat pertandingan sepakbola juga malas rasanya, Mas. Saya trauma. Saya sakit hati. Benci. Percuma sepakbola lagi," ujar Fachri seperti dilansir bola.net.
Dedek Hendri ( © beritabolamix.com )
Nasib tragis mantan pemain Timnas lainnya dialami Dedek Hendri. Ia terjerumus dalam pekerjaan haram usai tak lagi menjadi pesepakbola, padahal sebelumnya ia merupakan bagian dari Timnas Indonesia U-18.
Dikutip dari Okezone, Dedek ditangkap karena terlibat kasus begal bersenjata api dan juga terlibat narkoba. Padahal pemain kelahiran Kampar pada 10 Desember 1994 itu karirnya cukup bagus dalam dunia sepak bola.
Berposisi sebagai penjaga gawang, pada2 007 Dedek yang mencoba mendaftarkan diri untuk masuk Timnas U-18 menjadi salah satu yang terbaik dan diterima masuk liga profesional. Dia pun hijrah ke Jakarta untuk meniti karier.
Namun karirnya di U-18 tidak tahan lama. Kurang dari setahun, Dedek mengaku mengundurkan diri dan lebih memilih pulang kampung, ia pun mulai terjebak dunia kriminal termasuk narkoba.
"Sejak orangtua bercerai, saya stres. Kemudian saya mulai mengenal dunia malam. Di sanalah saya kenal narkoba," ujar Dedek.
Dunia narkoba benar-benar telah menjerumuskan Dedek ke jurang terdalam sekaligus menghancurkan mimpinya di dunia sepakbola.
indosport.com
Jika saat ini para penggawa Timnas U-16 dan Timnas U-19 seperti Sutan Zico dan Egy Maulana Mustofa tengah mendapat sorotan berkat penampilan gemilang mereka, para mantan penggawa Timnas Indonesia ini justru dilupakan.Dedek Hendri - Terjerumus Jurang Narkoba
Di usia mereka sekarang, para eks penggawa Skuat Garuda ini harus mengakhiri karier mereka di dunia kulit bundar dengan berbagai alasan. Tak lagi menjadi pesepakbola, mereka justru terjebak dalam dunia kelam.
Tak semuanya kelam, ada pula yang memutuskan untuk menjalani profesi lainnya. Berikut deretan mantan pemain Timnas Indonesia yang nasibnya kini berubah 180 derajat.
Mantan pemain Timnas, Anang Maruf. (© ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Anang Ma’ruf - Driver Ojek Online
Anang Ma’ruf merupakan mantan pesepakbola yang juga pernah memperkuat Timnas Indonesia. Pria kelahiran Surabaya itu merupakan pemain belakang Skuat Garuda dan merupakan rekan satu angkatan mantan kapten Timnas Indonesia, Bima Sakti.
Usai tak lagi menjadi pesepakbola, Anang memutuskan untuk menjadi pengemudi ojek online, yakni Gojek sejak beberapa tahun lalu. Menjadi driver gojek dipilihnya usai usaha yang dijalaninya mengalami kebangkrutan.
"Melamar menjadi pengemudi Go-jek adalah pilihan terbaik bagi saya, karena kalau jadi pegawai tentunya banyak memakan waktu dan tak bisa melatih. Tapi terus terang jiwa saya ada di sepakbola jadi saya tak bisa meninggalkannya," ujar mantan penggawa Persebaya Surabaya di era 90-an seperti dilansir Detik.com.
Meski menjadi supir gojek, namun Anang tetap tak sepenuhnya meninggalkan dunia sepakbola yang telah membesarkan namanya. Ia juga merintis sebuah sekolah sepakbola bernama SSB Simo United dan melatih para pemain muda.
"Saya dulu jadi pemain dari nol dan kini jadi pelatih juga dari nol, saya sudah terbiasa hidup susah. Jadi, saya tak mudah menyerah meski ekonomi keluara sedang sulit," jelas Anang.
Mantan penggawa Timnas, Fachri Firmansyah (© bola.net@Fafa Wahab )
Fachri Firmansyah - Security
Dibekap cedera kaki memaksa Fachri Firmansyah untuk berhenti dari dunia sepakbola. Padahal, namanya sempat digadang-gadang akan menjadi bintang masa depan Timnas Indonesia U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri pada medio 2014 lalu.
Memutuskan gantung sepatu setelah dibekap cedera, Fachri akhirnya menjalani profesi lainnya yang sama sekali tak berkaitan dengan si kulit bundar. Ya, menyerah dengan cederanya, Fachri akhirnya menjalani profesi barunya sebagai seorang satpam.
Fachri pernah masuk 30 pemain yang berkesempatan tampil di hadapan pelatih Indra Sjafri sebagai program penjaringan Timnas U-19 jelang Piala AFF. Karier sepak bolanya sempat melesat dan ia pun bergabung di klub Sriwijaya FC U-21.
Namun ia mengalami nasi sial kala mengikuti turnamen Cotif, Valencia, tahun 2014 silam bersama timnas U21. Cedera parah yan dideritnaya memaksanya untuk dioperasi, namun karena tak kunjung sembuh, kontrak Fachri pun tak dilanjutkan oleh pihak Sriwijaya.
Fachri meneruskan sendiri terapi dan pengobatannya dengan biaya sendiri, tanpa ada bantuan dana dari timnas maupun PSSI. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tak lagi berkarier sebagai pesepakbola professional.
"Kaki ini parah, Mas. Sakitnya minta ampun. Selesai sudah. Tak ada sepakbola lagi. Hati ini sudah trauma, Mas. Saya lihat bola saja sudah malas. Melihat pertandingan sepakbola juga malas rasanya, Mas. Saya trauma. Saya sakit hati. Benci. Percuma sepakbola lagi," ujar Fachri seperti dilansir bola.net.
Dedek Hendri ( © beritabolamix.com )
Nasib tragis mantan pemain Timnas lainnya dialami Dedek Hendri. Ia terjerumus dalam pekerjaan haram usai tak lagi menjadi pesepakbola, padahal sebelumnya ia merupakan bagian dari Timnas Indonesia U-18.
Dikutip dari Okezone, Dedek ditangkap karena terlibat kasus begal bersenjata api dan juga terlibat narkoba. Padahal pemain kelahiran Kampar pada 10 Desember 1994 itu karirnya cukup bagus dalam dunia sepak bola.
Berposisi sebagai penjaga gawang, pada2 007 Dedek yang mencoba mendaftarkan diri untuk masuk Timnas U-18 menjadi salah satu yang terbaik dan diterima masuk liga profesional. Dia pun hijrah ke Jakarta untuk meniti karier.
Namun karirnya di U-18 tidak tahan lama. Kurang dari setahun, Dedek mengaku mengundurkan diri dan lebih memilih pulang kampung, ia pun mulai terjebak dunia kriminal termasuk narkoba.
"Sejak orangtua bercerai, saya stres. Kemudian saya mulai mengenal dunia malam. Di sanalah saya kenal narkoba," ujar Dedek.
Dunia narkoba benar-benar telah menjerumuskan Dedek ke jurang terdalam sekaligus menghancurkan mimpinya di dunia sepakbola.
indosport.com
Posting Komentar untuk "Nasib Tragis Eks Timnas Indonesia Jadi Pelaku Begal, Namun ada yang Bertahan jadi Gojek dan Move on, Salut!"