Rp 855 Miliar, Anggaran Pertemuan IMF-World Bank yang Akan di Selenggarakan di Bali

IMF-World Bank Annual Meeting 2018. (Foto: twitter/kbriwashdc).

Moslemcommunity.net - Pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (Bank Dunia) berlangsung di Bali Oktober tahun ini. Pemerintah menyiapkan berbagai fasilitas untuk tamu-tamu dari berbagai negara yang akan hadir dalam pertemuan itu.

Mulai dari bandara, hotel, hingga tempat pertemuan para peserta. Tak tanggung-tanggung, biaya yang dikeluarkan mencapai ratusan miliar.

Ketua Pelaksana Harian pertemuan IMF-World Bank, Susiwijiono, menjelaskan pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 855,5 miliar. Anggaran tersebut merupakan pagu yang dianggarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dari 2017 dan 2018.

Mau tahu penjelasan lengkap seputar biaya pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali, berikut informasinya:

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk menjadi tuan rumah dalam pertemuan IMF-World Bank di Bali pada Oktober 2018. Masalah anggaran tersebut sempat heboh di media sosial terkait isu pembengkakan.

Ketua Pelaksana Harian pertemuan IMF-World Bank, Susiwijiono, menjelaskan pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 855,5 miliar. Anggaran tersebut merupakan jumlah pagu yang dianggarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dari 2017 dan 2018.

"Alokasi anggaran dari Kemenkeu itu sudah diputuskan bulan Februari-Maret 2017, itu multiyears 2017 dan 2018. Secara umum, realisasi uangnya, pagu yang sudah kita tetapkan di Maret 2017, untuk tahun 2017 alokasinya itu Rp 45,4 miliar. Lalu 2018, kita alokasikan Rp 810,1 miliar. Sehingga, pagu alokasi untuk multiyears, untuk 2017 dan 2018 kira-kira totalnya adalah Rp 855,5 miliar," kata Susiwijono di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Kemudian, pemerintah telah melakukan berbagai kontrak untuk pelaksanaan annual meeting IMF tersebut. Di 2017, pemerintah telah melakukan kontrak dan realisasi sebesar Rp 10,4 miliar dari pagu 2017 yang sebesar Rp 45,4 miliar.

Sedangkan khusus untuk 2018, pemerintah telah melakukan kontrak persiapan sebesar Rp 556 miliar, dari total pagu 2018 yang sebesar Rp 810 miliar.

Susiwijono juga menjelaskan berbagai anggaran untuk persiapan tersebut pada dasarnya akan kembali lagi ke negara, sebab pemerintah hanya sekadar menanggung persiapan untuk para tamu yang hadir, dan bukan membayar keperluan tamu.

"Misalkan hotel, mereka akan bayar sendiri, kita hanya booking saja untuk pesan hotel. Office, kami siapkan 650 jadi office di Nusa Dua. Jadi kalau dilihat, ada beberapa hotel di situ, kita tutup satu bulan, kita sulap jadi office, itu yang kita sewa pada mereka. Mereka bayar ke pemerintah Indonesia, jadi masuk ke PNBP. Jadi, hotel, venue, office," jelasnya.

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan/Foto: Herianto Batubara

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menegaskan akan bertanggung jawab atas dana yang digunakan saat pergelaran IMF World Bank. Menurut Luhut biaya pertemuan IMF-World Bank akan digunakan sesuai kebutuhan, sehingga tidak ada dana yang dihamburkan.

"Semua dana-dana itu kita masukkan, kalau ada yang bilang hambur-hambur, saya yang tanggung jawab. Suruh ngomong ke saya supaya clear, saya pertanggungjawabkan dari pengeluaran itu semua," kata Luhut di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Luhut menjelaskan alokasi anggaran pertemuan IMF-World Bank di Bali sebesar Rp 800 miliar, cuma yang terpakai diperkirakan hanya sekitar Rp 500 miliar.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengatakan anggaran pertemuan IMF-World Bank bukan penghamburan.

"Saya minta seluruh pejabat Kementerian Keuangan mampu bisa menjelaskan ke publik, ini bukan pesta, ini bukan penghamburan uang, ini event waktu pemerintah menawarkan diri menjadi tuan rumah," kata Sri Mulyani.

Ketua Pelaksana Harian pertemuan IMF-World Bank, Susiwijiono, menambahkan pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 855,5 miliar. Anggaran tersebut merupakan jumlah pagu yang dianggarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dari 2017 dan 2018.

"Alokasi anggaran dari Kemenkeu itu sudah diputuskan bulan Februari-Maret 2017, itu multiyears 2017 dan 2018. Secara umum, realisasi uangnya, pagu yang sudah kita tetapkan di Maret 2017, untuk tahun 2017 alokasinya itu Rp 45,4 miliar. Lalu 2018, kita alokasikan Rp 810,1 miliar. Sehingga, pagu alokasi untuk multiyears, untuk 2017 dan 2018 kira-kira totalnya adalah Rp 855,5 miliar," terang Susiwijono.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan kesiapan penyelenggaraan Annual Meeting IMF-World Bank 2018 hingga saat ini sudah sekitar 70%.

Luhut mengatakan kesiapan itu termasuk termasuk sarana serta prasarana pendukung yang bakal digelar di Bali pada Oktober mendatang.

"Persiapan sudah 70% selesai, mencakup infrastruktur IT, hotel, transportasi dan segala macam. Ya most likely mungkin 80%" kata Luhut di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Luhut yang merupakan Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Pertemuan Tahunan IMF-World Bank juga mengatakan telah menyiapkan berbagai upaya penanganan bencana alam serta langkah evakuasi yang bakal dilakukan.

"Terkait isu bencana alam semua sudah kita siapkan, jadi rencana evakuasi, erupsi Gunung Agung, TNI AL, kemudian lapangan terbang kita siapkan di Banyuwangi, sekaligus mempersiapkan turis destinasi," kata dia.

Pemerintah juga menyiapkan berbagai destinasi untuk para tamu yang bakal hadir dalam gelaran tersebut. Luhut bilang panitia menyiapkan perbaikan infrastruktur di destinasi wisata tersebut.

"Jadi kalau kalau kami investasi tadi, ada uang keluar, ada yang bilang duit bermiliar keluar, saya jelasin sekarang. Jadi malah hitung, dengan uang anggaran IMF World Bank tadi, kami memperbaiki turis destinasi," kata dia.

"Misalnya untuk Banyuwangi kita siapkan untuk perbaikan lapangan terbangnya, perbaikan segala macam, kira-kira Rp 82 miliar angkanya. Kemudian kita perbaiki juga Labuan Bajo, Labuan Bajo juga sekarang lagi jalan perbaikannya, mulai dari lapangan terbang, air, pembuangan sampah, dan lainnya," sambung dia.

Lebih lanjut Luhut memastikan bahwa segala persiapan tersebut bakal selesai sebelum penyelenggaraan Annual Meeting IMF-Worl Bank pada Oktober mendatang.

"Kita siap semua bulan Oktober semua. Infrastruktur di Bali kita siapkan juga terowongan, underpass, itu kalau sudah IMF World Bank kan bisa dipakai juga, untuk kelancaran di bandara. Jadi jangan macet. Yang kedua kita bikin cruise terminal, yang belum pernah ada di sejarah Indonesia. Nanti selesai Agustus akhir," tuturnya.

Foto: Ari Saputra

Ketua Pelaksana Harian Panitia Nasional Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Susiwijono memperkirakan dalam gelaran tersebut bisa menghasilkan perputaran uang hingga ratusan juta dolar. Hal itu melihat dari jumlah peserta hadir yang diperkirakan lebih dari 20 ribu orang.

"Jumlah diperkirakan meningkat lebih dari 20 ribu, perkiraan awal 15 ribu berdasarkan annual meeting di Peru. Kami hitung lagi dari hitungan 15 ribu pasti mereka juga bawa pasangan dan keluarga jadi bisa 20 ribu plus-plus," kata Susiwijono di Kemenko Kemaritiman, Jumat (11/5/2018).

Dia mengatakan bahwa tamu-tamu yang akan datang tersebut berasal dari kalangan atas. Maka, dampak langsung juga akan terasa saat event tersebut, dimana peserta kalangan atas tersebut bakal memilih layanan atau fasilitas kelas atas.

"Kalau sekadar hitung direct impact, hitung saja. 20 ribu (peserta) x 10 hari, event tanggal 8-14. Kalau 3 hari sebelum dan 2 hari sudah. 20 ribu x 10 hari = 200 ribu. Roomnya (kamar) pasti di atas US$ 500 per malam. Ambil US$ 400 dolar saja, buat room saja US$ 80 juta. Bayangin itu. Dengan average US$ 400 saja, dan pasti lebih itu," jelasnya.

"Kemudian mereka itu biasanya di annual meeting, di luar ada sekitar 2.000-3.000 meeting, karena mereka mumpung kumpul semua pemangku kebijakan. Mereka bikin lunch, meeting di mana-mana. Jadi karena itu spending-nya akan besar skali. Katakan sehari US$ 100 saja pasti lebih. Katakan 200 x 20 ribu x 10 hari sudah berapa US$ 400 juta. Baru spending dengan hotelnya saja. Belum dia wisata simpel aja," terang Susiwijono.

Dia menambahkan pertemuan ini memiliki efek jangka panjang, karena peserta akan tertarik dengan Indonesia.

"Yang terpenting itu sebenarnya kalau profilenya kaya itu kita mikir jangka menengah panjang yang luar biasa. Nggak akan ada event yang bisa menarik 18 ribu orang berpengaruh sektor keuangan untuk datang ke Indonesia. Event terbesar ini nggak akan terulang di Indonesia," kata Susiwijono. (detik.com)

[http://news.moslemcommunity.net]
Banner iklan disini