Tunku Laksamana Johor Meninggal di Usia Muda, Istana Berkabung 7 Hari


Suasana duka menyelimuti seluruh Johor sejak tadi malam selepas meninggalnya Tunku Laksamana Johor Tunku Abdul Jalil Sultan Ibrahim.

Foto utama di bagian atas akun resmi Sultan Ibrahim ibni Sultan Iskandar di Facebook berubah jadi warna hitam sejak kemarin malam, beberapa jam selepas meninggalnya Tunku Abdul Jalil di usia 25 tahun.

Tunku Abdul Jalil mangkat pada pukul 19.11 malam waktu setempat di Rumah Sakit Sultanah Aminah akibat sakit kanker hati stadium empat.

Laman resmi sultan Johor juga memuat foto hitam putih Tunku Abdul Jalil dengan ucapan takziah untuk seluruh kerabat diraja negeri yang berada di Malaysia bagian barat itu.

Laman resmi Facebook klub sepak bola Johor Darul Ta'zim (JDT) juga mengumumkan akan berkabung selama tiga hari sejak hari ini.

Beberapa jam sebelumnya, di laman klub sepak bola Johor Southern Tigers, Tunku Mahkota Johor menulis duka cita bagi adiknya.

“Namamu akan dibawa oleh warisku. Senyumanmu adalah kekuatanku. Semoga Allah merahmatimu, adikku. Saya sentiasa sayangkan kamu,” kata baginda," begitu tulisan Tunku Mahkota Johor atau dikenal dengan nama TMJ, disertakan foto almarhum dan TMJ memakai baju kaos bertulisan “fight like Jalil”.

Tunku Abdul Jalil merupakan anak keempat dari enam bersaudara Sultan Ibrahim. Almarhum dimakamkan di Makam Diraja Mahmoodiah pada pukul 14.45 sore tadi waktu setempat.

Bendera Johor dikibarkan setengah tiang selama tiga hari di setiap bangunan kerajaan dan semua aktivitas hiburan ditangguhkan demi menghormati kemangkatan pangeran Johor itu.

Waktu berkabung bagi pegawai kerajaan selama tiga hari, sedangkan istana berkabung tujuh hari.

Almarhum sebelumnya telah berjuang melawan kanker hati stadium empat setelah didiagnosa pada akhir tahun 2014, seperti dilaporkan The New Straits Times.

Tunku Abdul Jalil telah menjalani transplantasi hati di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Sun Yat-Sen di Guangdong, Cina selatan, pada 10 Desember 2014.

Dia juga seorang pencinta satwa liar dan menjadi relawan menjaga kebun binatang di Kebun Binatang Singapura selama setahun dan di Kebun Binatang London selama dua tahun.

Sakit kanker yang dialaminya memacu mendirikan Yayasan Kanker Tunku Laksamana Johor, di mana yayasan ini membantu pasien yang membutuhkan bantuan finansial dan pengobatan. (Bernama/The New Straits Times/suara)




Banner iklan disini