Tahun Baru di Puncak: Kondom dan Celana Dalam Cewek Berserakan di Perkebunan Teh


Ribuan pengunjung yang meninggalkan kawasan Puncak usai merayakan malam pergantian tahun baru, bukan hanya meninggalkan tumpukan sampah berserakan di sepanjang jalur ini, tapi juga kondom dan celana dalam banyak tercecer di sekitar areal perkebunan teh.

Tak heran jika kawasan wisata ini sering disebut-sebut sebagai ajang esek-esek. Lemahnya pengawsan dari aparat pemerintah menjadi penyebab kawasan pegunungan ini dijadikan ajang berbuat mesum.

Warga sekitar berharap Pemkab Bogor segera mengambil kebijakan tegas, sebab jika dibiarkan dikkwatirkan kawasan ini bakal dikenal sebagai tempat maksiat.

” Sudah rahasia umum, kawasan Puncak sering dijadikan tempat maksiat. Apalagi pada malam perayaan pergantian tahun baru. Sudah terbiasa kami melihat sejumlah pasangan yang sedangan bermadu kasih berciuman bebes,” kata Dedi, tokoh pemuda Kecamatan Cisarua,Kamis (1/1).

Sebab itu, dia tak heran jika ditemukan kondom atau celana dalam berserakan. “Kami dan tokoh masyarakat akan urun rembug mengatasi masalah ini, kita tak mau kawasan Puncak kelak dikenal sebagai tempat mesum,” ucapnya.

Banyak ditemukannya kondom dan celana dalam cewek ini diakui sejumlah pemulung. Kebanyakan mereka menemukannya di sekitar areal perkebunan teh. “Mungkin ada belasan kondom. Mereka berbuat mesum di alam bebas, lalu kondom dan celana dalam dibuang seenaknya,” ucapa Tatang, seorang pemulung.

Dia juga mengaku, banyaknya tumpukan sampah ini menjadi berkah baginya dan puluan pemulang lainnya. Mereka memunguti kotoran sampah yang bisa dijual kembali. “Lumayan lah, lebih 20 kg bekas botol dan gelas minuman serta makanan yang kami pungut untuk dijual lagi,” ucapnya.

Hingga Kamis siang sejumlah titik di kawasan pegununganan ini nyaris dipenuhi sampah seperti di kawasan Rindu Alam, Masjid Atta’Awun dan areal paralayang atau Gantole, Gunung Mas hingga perempatan Gadog.

Sebanyak 60 petugas kebersihan (pesapon) dibantu sembailan armada sampah bekerja keras membersihkan sampah di sepanjang Jalur Puncak mulai Gadog hingga kawasan Rindu Alam.

“Tidaklah mudah membersihkan sampah di kawasan Puncak, selain kabut dan hujan juga terkendala kemacetan,” ucap Kepala UPT Kebersihan Wilayah II Ciawi Yudi Prayudi. Menurutnya, pasca perayaan tahun baru di kawasan Puncak, sampah naik dari biasanya 50 meter kubik, kini mencapai 90 meter kubik.

“Sampah itu 95 persen berasal dari pengunjung. Tumpukan sampah ini sudah menjadi tradisi setiap usai malam pergantian tahun baru, kawasan Puncak dipastikan dibanjiri sampah,” katanya. (iwan/d)

Sumber: Poskotanews


Banner iklan disini