Ketika Peci Dan Sorban Dijadikan Alat Politik Mereka Yang Sering Teriak "Jangan Bawa Agama Dalam Politik"

Ketika Peci Dan Sorban Dijadikan Alat Politik

Ketua Umum partai Perindo, Hari Tanusoedibjo (HT), saat ini sedang menjadi perbincangan hangat bagi para Netizen, di jejaring sosial khususnya Facebook.

Cukup banyak foto-foto HT, sapaan akrab pemilik MNC Grup ini yang beredar dan menuai rasa kepenasaranan. Foto HT tersebut cukup mencuri perhatian, itu karena HT terlihat sangat akrab dengan para siswa atau mungkin santri di sebuah pesantren.

Beragam pertanyaan pun muncul di benak publik khususnya para Netizen, mungkinkah HT kini sedang mempelajari agama Islam ? Atau jangan-jangan HT kini telah menjadi Mualaf, dan memeluk agama Islam.

Pertanyaan seperti itu terasa wajar jika melihat foto-foto yang beredar. Karena selain akrab dengan para santri, HT juga mengenakan kopiah, bahkan dalam satu foto HT terlihat mengenakan sorban. Selain sunah, sorban sendiri sering digunakan sebagai sajadah di saat menuaikan shalat.

Dari berita yang beredar, foto-foto ini diambil saat HT mengunjungi salah satu Pondok Pesantren. Sebagai seorang pemimpin partai, HT memang terasa wajar untuk melakukan berbagai agenda dan kunjungan ke seluruh komunitas masyarakat.

Namun begitu, sebagian masyarakat beranggapan ketika HT mengenakan kopiah atau sorban, tak sedikit dari mereka yang berfikir HT telah menjadi Muallaf, atau setidaknya sedang belajar agama Islam.

Hal itu dikarenakan Kopiah dan Sorban sudah menjadi identitas bagi para pemuka ataupun pemeluk agama Islam. Meski begitu, kopiah dan sorban sendiri hanyalah sebuah pakaian yang bisa dikenakan oleh siapa saja, kapan dan dimana saja.

Pertanyaan yang sama tentu akan muncul jika seorang tokoh umat Muslim tiba-tiba mengenakan pakaian yang biasa dikenakan oleh para pemuka agama lain. Akan banyak yang mengira mereka telah berpindah keyakinan, menurut anda ?

Sumber : Soeara Rakjat

Tanpa alasan yang syar'i, non Muslim tidak dibenarkan masuk masjid. Apalagi keluar masuk pondok pesantren dan masjid hanya untuk mempromosikan partai politik tak berlandaskan syari'at

Baca: Jangan Injak Sajadah Kami


Banner iklan disini