Kisah Istri Cantik dan Pandai Mengaku Capek Diginiin Terus Sama Suami
Ilustrasi |
PUNYA istri pandai itu memang banyak enaknya. Salah satunya dirasakan Donwori, 35. Karena sering kesulitan mengerjakan tugas kantor, Donwori selalu menyuruh istrinya sebut Karin, 35 untuk mengerjakannya.
Karier Donwori melesat drastis. Dari hanya staf akuntansi kini menjadi salah satu kepala bagian keuangan pabrik tekstil. Maklum, ketepatannya dalam pengelolaan data keungan membuatnya para pimpinan perusahaan percaya diri terhadap Donwori.
“Iya tapi yang mengerjakan tugas-tugas itu aku semua. Kalau sudah ada tugas dikirim via wa (whatsapp, Red) atau email ke rumah. Akhirnya aku yang ngerjakan,” kata Karin di sela-sela sidang gugatan cerai di Pengadilan Agama, Klas 1A Surabaya, Jumat (22/4).
Mulanya, Karin tak pernah protes dengan beban pekerjaan suaminya. Namun, lambat laun, Karin menilai suaminya malas. Tidak ada satu pun pekerjaan kantor yang diselesaikan sendiri.
Semuanya Karin. Dengan begitu, Karin sebenarnya hanya bertugas sebagai ibu rumah tangga harus mempunyai dua tanggung jawab besar. Yaitu, menyelesaikan beban rumah tangga dari mulai memasak, mencuci baju, mengantarkan anak sekolah dan sebagainya. Dengan tugas lain yang tidak kalah beratnya mengerjakan seluruh pembukuan kantor Donwori.
Enaknya lagi, Donwori ini tipenya cepat selesai sak dek sak nyet. Ketika mengirim email maupun tugas lewat media sosial, Donwori meminta Karin segera menyelesaikan. Sementara Donwori tidur-tiduran di kantor.
Meskipun Karin sibuk minta ampun urusan rumah tangga, Donwori mintanya untuk menyelesaikan tugasnya. Terkadang tugas kantor itu, dikerjakan sampai rumah.
Nah, yang bikin sakit hati. Pas pulang melihat kondisi rumahnya berantakan, Donwori marah. Pertengkaran pun sering terjadi di rumahnya. “Suami kalau marah ngomongnya tidak enak, pas sadar dia minta maaf,” kata warga asal Kenjeran itu.
Untuk meringankan beban di rumah, Donwori dan Karin memiliki pembantu di rumah. Bahkan, baju kotor pun di-laundry. Karena sudah merasa memiliki pembantu, Donwori tidak lagi memberi uang bulanan kepada Karin. Jika pun dikasih, Karin harus merengek dan menangis dulu kepada Donwori.
Itulah yang akhirnya membuat alumnus akuntansi Universitas ternama di Surabaya itu kesal dengan Donwori. Padahal, semua tugas kantor yang mengerjakan adalah Karin. Terkadang, semalaman Karin mengerjakan tugas bertumpuk suaminya.
Donwori memang sengaja mengambil semua pekerjaan kantor dan tidak memberikan ke staf lainnya. Dengan demikian, Donwori mendapatkan uang lembur dan tunjangan prestasti lebih. Bahkan, karirnya terus mentereng.
“Saya pikir-pikir kok enak temen suami. Mumpung anak besar, saya juga ingin kerja dong,” kata dia. Pada awal Januari 2016 lalu, Karin akhirnya bekerja di pabrik rokok Rungkut sebagai administrasi.
Dengan IPK cumlaude dan berbagai prestasi saat dulu bekerja, Karin pun mendapatkan posisi staf administrasi dengan gaji yang tak kalah besar dengan Donwori.
Dari situlah, Donwori mulai stress. Posisinya turun dan akhirnya kini tiap hari dan waktu menyalahkan Karin.“Habis pelit sih. Coba tidak pelit tak kerjakan semuanya,” pungkas Karin. (umi hany/no)