Tukang Bubur Penghadang Kampanye Djarot Kecewa Karena Dihukum

Tukang Bubur Penghadang Kampanye Djarot Kecewa Karena Dihukum
Naman Sanip (baju putih)


Naman Sanip, terdakwa kasus dugaan penghadangan kampanye calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, dijatuhi hukuman empat bulan masa percobaan. Menganggapi putusan tersebut, Naman tetap mengaku dirinya tidak bersalah.

"Kecewa sih pasti," kata Naman kepada wartawan setelah sidang selesai, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat, Rabu (21/12/2016).

Ketua Majelis Hakim Masrizal menganggap Naman, yang berprofesi sebagai tukang bubur, terbukti menghadang kampanye Djarot. Karena itu, dia dihukum dua bulan penjara dengan empat bulan masa percobaan.

Meski begitu, Naman menegaskan dia tidak melakukan apa-apa untuk menghadang kampanye Djarot. Dia hanya hendak menyampaikan aspirasi.

"Saya tidak lakukan apa-apa. Tidak melakukan anarkis (pengrusakan), tidak melakukan yel-yel, tidak ada. Saya hanya menyampaikan aspirasi. Saya Juga bukan komandan. Saya tukang bubur tidak mungkin jadi komandan," ujar Naman.

Kuasa hukum Naman, Abdul Haris, mengatakan apa yang diputuskan tidak sesuai fakta persidangan. Naman hanya menyampaikan aspirasi, tidak mengganggu kampanye Djarot.

"Karena kampanya Pak Djarot itu sudah selesai. Dia akan lanjut ke titik lainnya. Ketika mau masuk mobil, ada demo. Di situ ada dialog, Pak Ustad (Naman) dianggap mengganggu kampanye," kata Abdul.

Naman akan pikir-pikir terlebih dahulu untuk menerima atau meminta banding. Hakim memberikan waktu tiga hari.

"Saya beri waktu Pak Ustad untuk istikharah. Mau banding atau terima putusan," ujarnya.


(aik/imk)

news.detik
Banner iklan disini