Wow! Bos SKK Migas Dipermalukan 'Koboi' Komisi VII DPR
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi - (Foto: Istimewa)
Moslemcommunity.net - Ada pemandangan menarik saat rapat dengar pendapat antara Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dengan Komisi VII DPR, Kamis (31/5/2018).
Dalam rapat di Gedung DPR, Jakarta, Amien diberondong pertanyaan nakal dari koboi Komisi VII DPR. Misalnya, Kardaya Warnika (Gerindra), mempertanyakan skema gross split yang digembar-gemborkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sangat diminati investor. Selain itu, skema ini diklaim menguntungkan negara.
"Kalau dipelajari skema gross split di Indonesia sangatlah aneh, berbeda dengan negara-negara lain. Bak masakan, seperti masakan rawon namun isinya macam-macam. Sehingga membuat yang mau makan menjadi mual," papar Kardaya yang mantan Kepala BP Migas itu.
Pandangan senada disampaikan Ramson S (Gerindra) dan Herman Khaeron, Wakil Ketua Komisi VII. Keduanya tidak yakin bahwa gross split efektif untuk mendorong masuknya investasi migas di tanah air.
Herman mempertanyakan, benarkah skema gross split di Lapangan Onshore North West Jawa (ONWJ) yang digarap Pertamina Hulu Energi (PHE), benar-benar menguntungkan negara serta investornya.
"Untuk itu kita minta data yang menunjukkan adanya keuntungan seperti klaim pemerintah. Jangan sampai ada dusta di antara kita. kalau memang menguntungkan, ya masi dilanjutkan," tuturnya.
Sementara Adian Napitupulu, 'koboi' Komisi VII asal PDIP menyoroti soal tidak jelasnya program CSR yang dibayar melalui dana cost recovery. "Ingat, rakyat yang tidak terkena dampak atau tinggal di lokasi dekat industri migas, harus menanggung CSR. Karena mereka ikut membayar cost recovery. Namun mereka tidak merasakan program CSR. Ini jelas tidak adil," paparnya.
Diberondong pertanyaan kritis, wajah Amien terlihat tegang. Dirinya lebih banyak diam. Apalagi ketika dimintai data program CSR tahun 2016 namun tidak siap. Rapat terpaksa diskors sambil menunggu data tersebut. (inilah)
[http://news.moslemcommunity.net]
Moslemcommunity.net - Ada pemandangan menarik saat rapat dengar pendapat antara Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dengan Komisi VII DPR, Kamis (31/5/2018).
Dalam rapat di Gedung DPR, Jakarta, Amien diberondong pertanyaan nakal dari koboi Komisi VII DPR. Misalnya, Kardaya Warnika (Gerindra), mempertanyakan skema gross split yang digembar-gemborkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sangat diminati investor. Selain itu, skema ini diklaim menguntungkan negara.
"Kalau dipelajari skema gross split di Indonesia sangatlah aneh, berbeda dengan negara-negara lain. Bak masakan, seperti masakan rawon namun isinya macam-macam. Sehingga membuat yang mau makan menjadi mual," papar Kardaya yang mantan Kepala BP Migas itu.
Pandangan senada disampaikan Ramson S (Gerindra) dan Herman Khaeron, Wakil Ketua Komisi VII. Keduanya tidak yakin bahwa gross split efektif untuk mendorong masuknya investasi migas di tanah air.
Herman mempertanyakan, benarkah skema gross split di Lapangan Onshore North West Jawa (ONWJ) yang digarap Pertamina Hulu Energi (PHE), benar-benar menguntungkan negara serta investornya.
"Untuk itu kita minta data yang menunjukkan adanya keuntungan seperti klaim pemerintah. Jangan sampai ada dusta di antara kita. kalau memang menguntungkan, ya masi dilanjutkan," tuturnya.
Sementara Adian Napitupulu, 'koboi' Komisi VII asal PDIP menyoroti soal tidak jelasnya program CSR yang dibayar melalui dana cost recovery. "Ingat, rakyat yang tidak terkena dampak atau tinggal di lokasi dekat industri migas, harus menanggung CSR. Karena mereka ikut membayar cost recovery. Namun mereka tidak merasakan program CSR. Ini jelas tidak adil," paparnya.
Diberondong pertanyaan kritis, wajah Amien terlihat tegang. Dirinya lebih banyak diam. Apalagi ketika dimintai data program CSR tahun 2016 namun tidak siap. Rapat terpaksa diskors sambil menunggu data tersebut. (inilah)
[http://news.moslemcommunity.net]