Aneh tapi Nyata! Singapura Tidak Punya Kebun Karet, tetapi Harga Karet Ditentukan Mereka

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementrian Pertanian Fathan A. Rasyid mengatakan, perlu ada transformasi kelembagaan ekonomi bagi para petani di Indonesia.

Dia menyebutkan, di era perdagangan bebas saat ini, petani harus berjiwa enterpreneur yang mempunyai daya saing secara global. Jika tidak, kata Rasyid, nasib petani Indonesia akan tergilas dan hanya jadi penonton.

Hal itu diungkapkan Rasyid kepada 102 pengurus kelembagaan petani di Indonesia dalam kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Kelembagaan Tani di Hotel Prime Park Hotel Bandung, Rabu (13/4/2016).

"Singapura tidak punya kebun karet, tapi harga karet ditentukan oleh Singapura. Produsen beras kita nomor 3 di dunia, harusnya kita yang menentukan harga. Plihannya kita jadi penonton, pemain, atau penentu?" ucap Rasyid.

Rasyid menilai perlu adanya peningkatan kemampuan para kelompok tani untuk menyusun strategi dan teknik peningkatan kapasitas kepemimpinan kelembagaan petani.

Salah satu caranya dengan melakukan peningkatan kapasitas kepemimpinan kelembagaan petani dengan pendekatan kelompok.

Pendekatan tersebut merupakan salah satu upaya meningkatkan fungsi sebagai kelas belajar, wahana kerja sama, dan unit produksi yang dilakukan secara berkesinambungan. Sehingga mereka dapat berkembang menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri yang diarahkan menjadi berbadan hukum.

"Tujuan kita bukan hanya untuk meningkatkan produksi, tapi untuk kesejahtaran. Kita juga harus membangun sinergi dan networking yang kurang," jelasnya.


Banner iklan disini