Ade Armando Dosen UI Pembela LGBT di ILC Harusnya Layak Diintrogasi UI Seperti Mahasiswa Yang Tolak Ahok!


Dalam acara ILC di TV ONE (6/9/2016) dengan tema “WAPADA, LGBT MENYASAR ANAK-ANAK”, Ade Armando mengatakan bahwa di dalam al-Qur’an tidak ada larangan terhadap prilaku homoseksual.

Pernyataannya ini langsung disambut senyum gembira Hartoyo, seorang gay yang pernah didandani ‘ala ustadz’ oleh Kompas TV beberapa waktu lalu.

Pernyataan ngawur Ade Armando langsung ditanggapi oleh Abdul Malik Haramain, anggota DPR dari PKB yang juga mantan Sekjen GP Ansor.

“Saya sebetulnya tidak mau berdebat soal LGBT. Sikap saya sudah sangat jelas, sikap partai kami (PKB) juga sudah sangat jelas. LGBT itu menyalahi fitrah. Jangan dibolak-balik. Kalau Armando berbicara masalah agama, ayo kita ladenin. Dimana-mana semua agama, Tuhan kita menciptakan laki-laki dan perempuan. Titik. Tidak ada LGBT,” tegas Abdul Malik Haramain yang mendapat applaus.

Ini bukan kali pertama pendukung fanatik Jokowi ini mengeluarkan pernyataan ‘nyeleneh’nya. Dosen UI yang juga pembela kaum penikmat lendir sejenis ini sebelumnya juga pernah “nyinyir” terhadap hadits yang melarang makan sambil berdiri dan memakai tangan kiri. Bahkan dia juga pernah mengusulkan agar pelaksanaan haji dan umroh di STOP saja agar uangnya dapat digunakan untuk mensejahterakan rakyat.

Untuk menjawab pernyataan Ade Armando tsb, ada baiknya kita membandingkan dengan pemberantasan penyakit masyarakat lainnya, yakni NARKOBA, yang saat ini gencar dilakukan oleh pemerintah Filipina.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, tidak banyak membuat aturan tertulis untuk memberantas penyakit masyarakat ini. Yang dilakukannya adalah langsung MENGEKSEKUSI para bandar dan pengedar narkoda dengan perintah

TEMBAK MATI DITEMPAT, Meski langkahnya ini dikecam Amerika, PBB, dan penggiat HAM, Duterte malah lantang mengatakan “Banyak yang akan dibunuh sampai pengedar terakhir tidak ada lagi di jalan. Kami akan terus melanjutkan upaya ini sampai pembuat narkoba terakhir terbunuh.” #EKSEKUSI


EKSEKUSI LANGSUNG inilah yang diceritakan al-Qur’an ketika mengadzab penduduk negeri sodom, kaum nabi Luth yang menyukai sesama jenis (homoseksual).

Al-qur’an menceritakannya dalam surat Hud ayat 77-83 berikut:

77. Dan ketika para utusan Kami (para Malaikat) itu datang kepada Luth, dia merasa sedih dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan) mereka. Dia (Luth) berkata, “Ini hari yang sangat sulit.”

78. Dan kaumnya segera datang kepadanya. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Luth berkata, “Wahai kaumku! Inilah puteri-puteriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?”

 79. Mereka menjawab, “Sesungguhnya engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap puteri-puterimu (perempuan); dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami inginkan.”

 80. Dia (Luth) berkata, “Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).”

 81. Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Luth! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?”

 82. Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar,

 83. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang yang zalim.

Jika Ade Armando masih belum mampu memahami kisah ini sebagai adzab bagi para pelaku LGBT, maka kita bisa memahami bahwa memang demikianlah kapasitas otak jokowers, meski berprofesi dosen sekalipun.(ts/ppy)

Beberapa hari ini ramai video enolakan keras sebelumnya disuarakan oleh kelompok mahasiswa yang menamakan Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Universitas Indonesia.

"Dia tidak becus untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Jakarta, harga melambung tinggi, bahkan kriminalitas di mana-mana," ujar Boby dalam video berdurasi 1 menit 37 detik yang diambil di depan Gedung Rektorat UI.

Menanggapi beredarnya video itu, UI segera memberikan klarifikasi. Mereka menjelaskan jika Gema Pembebasan bukanlah lembaga resmi UI ataupun fakultas di UI. Pihak kampus juga telah memanggil Boby untuk dimintai penjelasan.

Mengomentari ini Netizen bernama Choirul Anam Mengatakan:

HARUSNYA JANGAN DIBILANG DOSEN UI

Dia datang dalam kapasitasnya sebagai pribadi pembela LGBT. Jika dia mengatas-namakan dosen UI, dia layak diinterogasi UI karena pendapatnya tidak mewakili UI. Tapi, apakah UI berani konsisten?

Kalau hanya "tajam ke bawah, tumpul ke atas", ya berarti mmg tak ada bedanya dg lain.

Banner iklan disini