Tanda-tanda Orang Munafik Ada Tiga, Berikut Penjelasannya
Ilustrasi orang munafik. (foto: beritabekasi)
Moslemcommunity.net - “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara, ia berbohong; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanah, ia berkhianat” (Muttafaq Alaihi).
Tak semua orang berkesempatan memangku jabatan tinggi dalam hidup ini. Makanya wajar bila umumnya orang yang memperolehnya akan merasakab kebahagiaan yang luar biasa. Kebahagiaan juga akan dirasakan keluarga dan orang-orang dekatnya. Dan kebahagiaan itu akan lebih luas lagi hingga segenap lapisan masyarakat bila pejabat negara adalah orang-orang yang benar-benar bertakwa.
Pejabat yang bertakwa akan merasa takut kepada Allah, sehingga akan selalu berusaha untuk amanah dalam menjalankan tugasnya. Dalam sejarah Islam, pejabat bertakwa antara lain pernah ditunjukkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Azis, yang sangat takut dalam mengemban amanah. Harta negara akan dipakai untuk kepentingan mengurus urusan-urusan kenegaraan dan rakyat, sedangkan saat mengurus urusan-urusan yang bersifat pribadi akan menggunakan harta pribadi. Pernah suatu ketika anaknya mendatanginya untuk membicarakan suatu masalah pribadi, langsung lampu yang dibiayai negara dimatikan. Demikian takutnya seorang pejabat bertakwa.
Namun entah mengapa sebahagian pejabat yang sudah bersumpah untuk amanah, malah suka mengkhianatinya. Fasilitas-fasilitas negara digunakan untuk kepentingan pribadinya. Mobil pinjaman dari negara dan dengan minyak negara dipakai semaksimal mungkin untuk kepentingan pribadi. Kalau perlu, plat merah dari kendaraan pinjaman pemerintah diganti hitam agar disangka orang milik pribadi. Dan setiap proyek diminta jatahnya, walau Islam melarangnya. (tribunnews)
[http://news.moslemcommunity.net]
Moslemcommunity.net - “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara, ia berbohong; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanah, ia berkhianat” (Muttafaq Alaihi).
Tak semua orang berkesempatan memangku jabatan tinggi dalam hidup ini. Makanya wajar bila umumnya orang yang memperolehnya akan merasakab kebahagiaan yang luar biasa. Kebahagiaan juga akan dirasakan keluarga dan orang-orang dekatnya. Dan kebahagiaan itu akan lebih luas lagi hingga segenap lapisan masyarakat bila pejabat negara adalah orang-orang yang benar-benar bertakwa.
Pejabat yang bertakwa akan merasa takut kepada Allah, sehingga akan selalu berusaha untuk amanah dalam menjalankan tugasnya. Dalam sejarah Islam, pejabat bertakwa antara lain pernah ditunjukkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Azis, yang sangat takut dalam mengemban amanah. Harta negara akan dipakai untuk kepentingan mengurus urusan-urusan kenegaraan dan rakyat, sedangkan saat mengurus urusan-urusan yang bersifat pribadi akan menggunakan harta pribadi. Pernah suatu ketika anaknya mendatanginya untuk membicarakan suatu masalah pribadi, langsung lampu yang dibiayai negara dimatikan. Demikian takutnya seorang pejabat bertakwa.
Namun entah mengapa sebahagian pejabat yang sudah bersumpah untuk amanah, malah suka mengkhianatinya. Fasilitas-fasilitas negara digunakan untuk kepentingan pribadinya. Mobil pinjaman dari negara dan dengan minyak negara dipakai semaksimal mungkin untuk kepentingan pribadi. Kalau perlu, plat merah dari kendaraan pinjaman pemerintah diganti hitam agar disangka orang milik pribadi. Dan setiap proyek diminta jatahnya, walau Islam melarangnya. (tribunnews)
[http://news.moslemcommunity.net]