Korban Pembantaian Penduduk Desa Mali Bertambah Jadi 160 Orang


Moslemcommunity - Korban tewas dalam serangan pembantaian penduduk desa di Mali bertambah menjadi 160 orang. Lonjakan jumlah korban tersebut disebutkan oleh pejabat lokal dan petugas keamanan setempat, setelah sebelumnya tim penyelidik PBB menyebutkan ada 153 orang tewas dan 73 orang terluka dalam serangan mengerikan tersebut.


Serangan ini terjadi pada Sabtu (23/3) lalu di desa Ogossagou, kota Mopti, Mali Tengah. Saat itu, orang-orang bersenjata berpakaian tradisonal seperti suku pemburu Donzo menyerang desa yang dihuni oleh sebagian besar penggembala Fulani.

Para penyerang ini menuding suku Fulani menyembunyikan para ekstremis Islam di desanya, di mana tuduhan ini dibantah keras oleh Fulani.

"Serangan mengerikan ini menandai lonjakan yang signifikan dalam dalam serangkaian kasus kekerasan dilakukan oleh mereka yang menyebut dirinya sebagai 'kelompok pertahanan diri'. Mereka tampaknya berusaha membasmi kelompok-kelompok ekstremis brutal," kata juru bicara kantor HAM PBB, Ravina Shamdasani, dikutip dari Aljazeera, Rabu (27/3).

Shamdasani menambahkan, PBB telah mengirim tim terdiri dari 10 petugas kantor HAM PBB, satu petugas perlindungan anak, dan dua penyelidik ke lokasi untuk menyelidiki serangan yang terjadi pekan lalu. Pihaknya juga menegaskan bahwa PBB akan terus mendampingi kasus ini hingga tuntas.

"Kami melakukan kontak langsung dengan pihak berwenang (setempat). PBB juga telah menawarkan untuk membantu para pelaku pembantaian ke pengadilan untuk memutus kasus kekerasan yang berlarut-larut ini," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan kelompok bersenjata dari kelompok etnis Dogon yang sebagian besar hidup dengan berburu dan bertani menyerang kelompok Fulani, yang memang memiliki sejarah buruk dengannya. Sehari setelah serangan, pemerintah Mali pun mengumumkan pembubaran satu milisi dagon.

"Di beberapa kesempatan, serangan yang dilakukan dipicu oleh keinginan untuk membasmi individu-individu yang terkait dengan kelompok-kelompok ekstremis yang kejam," jelas Shamdasani. [mdk]
Banner iklan disini