Brutal TNI di Medan Pukuli Ibu-ibu, Anak-anak dan Wartawan! Panglima, Inikah Perilaku TNI Kita?
Setelah menjalani perawatan di RS Mitra Sejati dan pemeriksaan x-ray di Pramita Lab, wartawan korban penganiayaan oknum TNI AU yang melakukan pengamanan sengketa lahan di Sarirejo menuturkan bagaimana kronologi dirinya dianiaya puluhan oknum TNI AU Lanud Suwondo Medan.
Array Argus mengatakan saat itu ia sedang mewawancarai seorang ibu yang anaknya yang lebih dulu disekap oleh oknum TNI AU.
"Sekitar pukul 4 sore tadi aku lagi wawancara dengan ibu-ibu warga Jalan Pipa Dua. Anaknya Yogi umur 12 tahun disekap. Tiba-tiba kutengok ada 3 truk TNI masuk, mereka bawa tameng, pentungan dan besi-besi," ujar Array menuturkan, Senin (15/8/2016).
Ia mengatakan oknum TNI AU itu langsung turun dari truk dan memukul-mukul rumah warga di kawasan Simpang Teratai.
"Lalu mereka datang ke arah Kami, langsung nanya: Kau siapa? Aku wartawan. Mana ID kau? Ini Bang. Tapi yang lain langsung menarik saya, ini yang tadi ini, ambil aja," ujar Array.
Puluhan oknum Paskhas TNI AU itu pun menginjak-injak dan memukulinya.
"Ada satu orang tentara yang nyelamatkan. Aku pun lari ke samping dinding seng. Tapi ada lagi satu tentara datang, kulitnya hitam. Ia langsung menerjangku. Di situ aku kembali dipukuli dan diinjak-injak mereka. Hapeku mau diambil, mereka minta rekaman, aku bilang aku gak ada merekam," ujar Array lagi.
"Aku diancam dibunuh. Dia bilang kukeluarkan isi perut kau ya! sambil memukulkan pentungan dengan keras ke perut dan rusukku. Itu yang namanya Romel," katanya.
Selain itu, Array masih mengingat beberapa nama yang memukulinya.
"Si Romel itu, aku masih ingat nama yang mukuli, ada Retno, dan Prasetyo. Yang lain gak bisa aku ingat," ungkapnya.
Untungnya Teddy yang juga merupakan wartawan datang menghampirinya, meminta tolong agar Array dilepaskan. Teddy memboncengnya dan mereka pun berusaha keluar dari lokasi dengan menggunakan sepeda motor.
"Tapi di tengah jalan, ada pos penjagaan lagi. Kami dihalau-halau, ada yang narik lagi, mau dipukuli lagi. Tapi Teddy langsung tancap gas," ujarnya.
Setelah itu Array dan Teddy sampai ke lokasi yang lebih aman di sekitar CBD Polonia. Di situlah beberapa wartawan berkumpul.
Selain Array, Andri Safrin wartawan MNC Tv juga menjadi korban kebrutalan oknum TNI AU. Hingga saat ini Safrin masih menjalani perawatan di RS Mitra Sejati.
Andri Safrin mengatakan, saat ia dipukuli, secara paksa Anggota TNI AU juga mengambil telepon selular dan dompetnya.
Selain itu, kamera yang digunakan untuk kerja pun dihancurkan.
"Pas lagi meliput, aku dicekek, langsung dipukuli pakai pentungan dan kayu. Handphone, dan kamera aku pun direbut dirusak. Bahkan dompet aku direbut, diambil sama mereka," katanya.
Dikatakannya, secara brutal Anggota TNI AU tersebut menyeret dan menghantami dirinya dengan kayu. Dengan seketika Safrin dikeroyok para anggota TNI AU.
"Mereka sudah tahu wartawan, tapi tetap saja dihantami," katanya dengan terbata-bata di Rumah Sakit Mitra Sejati.
Kepala Penerangan TNU AU Lanud Suwondo, Mayor Jhoni Tarigan mengatakan tidak menduga kasus penganiayaan ini bisa terjadi.
"Sebenarnya tadi pagi saya juga sudah jumpa Array dan Teddy. Makanya saya gak menduga kalau yang jadi korban itu Array," ujarnya.
Sebelumnya, oknum TNI AU juga memukuli warga, selain memukuli lelaki dewasa, anggota TNI AU juga menghajar kaum ibu bahkan anak-anak.
"Keterlaluan mereka itu bang. Mamak-mamak bahkan anak-anak pun dihajar sama orang itu (TNI AU)," kata warga Andi, warga sari Rejo, di rumah sakit Mitra Sejati.
Menurutnya setelah warga melakukan demo dengan membakar ban, anggota anggota TNI AU terlihat mulai bringas. Karena tidak mampu menahan emosi belasan anggota TNI AU menyerbu warga yang tengah nongkrong di sekitar lokasi.
"Gawat bang, semua dihajar. Anak-anak pun yang ada di lokasi dimaki-maki ada juga yang ditokok (dijitak) kepalanya," katanya.
Selain warga pendemo, masyarakat yang melintas juga tidak lepas dari amukan anggota TNI AU tersebut. Warga yang hendak melintas pun usir paksa bahkan sempat memukul helm pegendara menggunakan tongkat.
"Selain orang tadi kereta warga pun sempat ditunjangi tentara sampe masuk paret," katanya.
Panglima apakah ini benar kelakuan Tentara Nasional Indonesia sejati kita?
Pantauan tribun-medan.com, pecahnya bentrokan bermula saat TNI AU memadamkan ban bekas yang tengah dibakar warga. Tak terima, warga melakukan perlawanan.
"Kenapa kalian padamkan? Siapa kalian rupanya?" teriak warga sembari melempari sisa bungkus air mineral, Senin (15/8/2016) siang.
Seorang pria yang mengenakanm jaket hitam lantas ditarik ke areal lahan TNI AU yang ada di samping CBD Polonia. Di sana, lelaki itu dipukuli, diinjak, dan ditempeleng.
Saat pemukulan terjadi, Komandan Lanud Soewondo, Kolonel Arifien hanya bisa memandangi kejadian tersebut. Karena kasihan, Ariefien yang mengenakan seragam lengkap meminta anggotanya untuk tidak melakukan penganiayaan.
"Sudah, jangan dipukuli. Diamankan saja. Jangan ada yang mukuli," kata Ariefien yang tampak panik melihat kerusuhan di lokasi.
Tribun Medan